Senin 12 Agustus 2019
TETAPLAH BERSYUKUR
1 Raja-raja 10; Hosea 11-12; Markus 15:1-20
Ayat Mas / Renungan
Hosea 11:3-4 “Padahal Akulah yang mengajar Efraim berjalan dan mengangkat mereka di tangan-Ku, tetapi mereka tidak mau insaf, bahwa Aku menyembuhkan mereka. “Aku menarik mereka dengan tali kesetiaan, dengan ikatan kasih. Bagi mereka Aku seperti orang yang mengangkat kuk dari tulang rahang mereka; Aku membungkuk kepada mereka untuk memberi mereka makan.”
Fakta sejarah membuktikan bahwa Allah selalu berinisiatif untuk menolong dan memberkati bangsa Israel. Allah sendiri lah yang membebaskan Israel dari perbudakan Mesir, tetapi mereka memberikan diri mereka diperbudak oleh keinginan berdosa. Allah memanggil Israel menjadi anak-Nya tetapi mereka kemudian menjadi anak pemberontak dan tidak taat. Allah terus menerus berinisiatif mengajar umat-Nya berjalan, mengangkat mereka dari kejatuhan dan keterpurukan, menyembuhkan mereka di kala sakit, tetapi umat-Nya tidak mau insaf. Nabi Hosea menjelaskan secara jelas dan detail bahwa Allah tidak pernah berhenti mengasihi umat Israel walaupun umat itu selalu saja tidak merespon kasih Allah kepada mereka dengan baik. Hingga Allah menarik umat-Nya dengan kesetiaan. Dalam kata menarik ini ada unsur memaksa umat itu meninggalkan langkah yang menuju kepada kebinasaan.
Dalam satu kasus ada seorang yang berada di pinggir jurang yang dalam mau melompat untuk bunuh diri. Sahabat-sahabat dekat dan keluarga berusaha membujuk dengan segala cara agar dia mengurungkan niatnya untuk bunuh diri. Tetapi dia semakin mendekat ke jurang dan siap melompat. Untungnya sudah ada seorang penyelamat yang diam-diam mengendap-endap menghampiri yang secepatnya menangkap dan menariknya menjauh dari jurang. Seperti penyelamat yang mengasihi itulah Allah berulang-ulang menarik orang Israel dari jurang kebinasaan. Allah menarik dengan tali kesetiaan artinya ditarik berulang-ulang. Dan Allah mengikatkan diri-Nya kepada umat-Nya dengan tali kasih. Suatu kasih ilahi yang tak mungkin dilakukan oleh manusia. Karena Allah telah menganugerahkan diri-Nya menjadi Bapa bagi umat-Nya, Dia selalu memperhatikan, Dia selalu siap menyembuhkan dan memulihkan, Dia juga selalu setia menuntun umat-Nya yang mempunyai kecenderungan menyimpang dari kebenaran. Ada satu kalimat yang cocok dengan umat Israel yaitu “umat yang tak tahu bersyukur”.
Pelajaran penting bagi kita adalah hendaklah menjadi umat yang selalu bersyukur kepada Allah atas kasih-Nya kita menjadi selamat. Bersyukur bukan hanya dengan berucap tetapi dengan bersikap. Bila kita meresponi kasih Allah dengan perilaku baik dan benar sesuai firman Allah siapa sesungguhnya yang diuntungkan? Ingat ya! Yang diuntungkan bukan Allah tetapi kita sendiri. Allah yang mengasihi kita selalu rindu umat-Nya dalam keadaan baik, dalam keadaan hidup diberkati. Itu akan menjadi kenyataan bila umat-Nya selalu merespon kasih dan kebaikan Allah dengan bersyukur melalui berucap dan bersikap.(MT)
Jangan menjadi umat yang tak bersyukur tetapi jadilah umat yang tetap bersyukur.