Senin 05 Agustus 2019
RUMAH DOA
1 Raja-raja 2Hosea 5:4-15; Markus 11:15-33
Ayat Mas / Renungan
Markus 11:17 “Lalu Ia mengajar mereka, kata-Nya: Bukankah ada tertulis: Rumah-Ku akan disebut rumah doa bagi segala bangsa? Tetapi kamu ini telah menjadikannya sarang penyamun!”
Selama kurang lebih tiga tahun mengajar murid-murid-Nya langsung ke ladang pelayanan, Yesus terkesan sangat lemah padahal yang betul adalah dia sangat lemah lembut. Bila Yesus dan timnya dihambat melewati satu tempat dia memimpin tim menghindar melalui jalan lain dengan resiko perjalanan semakin jauh. Bila Yesus ditolak di satu kota dia akan mengajar ke kota lain. Yesus mewujudkan kelemahlembutan-Nya dengan cara menghindari bentrok dan pertikaian. Tetapi lain halnya bila kesalahan umat adalah merupakan penyalahgunaan Bait Allah seperti yang dilakukan umat Allah. Walaupun Yesus tetap lemah lembut tetapi kali ini dia mengedepankan ketegasan-Nya. Dari tindakannya mengusir pedagang di halaman Bait Allah dan membalikkan meja dagangan dan meja menukar uang sangat jelas Yesus menyatakan ketegasan-Nya dengan sangat marah. Dalam hal ini tidak berarti Yesus kehilangan kelemahlembutan-Nya. orang yang lemah lembut tidak akan membiarkan orang menderita, karena kesalahannya sendiri. Bila harus marah bila itu adalah untuk kebaikan orang yang dikasihi tentu Dia tidak segan-segan untuk marah. Jadi tidak menutup kemungkinan bahwa marah itu adalah sikap jujur untuk mewujudkan kasih. Yesus memarahi umat yang menyalahgunakan baik Allah dengan memperkatakan suatu kebenaran abadi “Rumah-Ku akan disebut rumah doa, …tetapi kamu menggunakannya untuk memeras”.
Perkataan ini adalah kebenaran abadi yang dapat dijadikan menjadi standar kebenaran bagi Gereja Tuhan. Sama dengan bait Allah gereja pun adalah rumah doa dalam pengertian gereja sebagai gedung ibadah umat Kristen. Artinya adalah bahwa gereja adalah suatu tempat umat Kristen bersekutu dan berhubungan dengan Tuhan agar mengalami perjumpaan dengan Tuhan dalam penyembahan, doa dan pengabdian. Jadi gereja jangan pernah berubah fungsi karena berubah fungsi sama dengan menajiskan. Gereja bukanlah tempat untuk membangun status sosial bukan pula tempat untuk membangkitkan motivasi dan membangun filosofi. Dalam kenyataan khotbah-khotbah di mimbar sering tak lagi berisi firman Allah yang membangun hubungan umat dengan Allah. Bukan lagi membangun hidup yang baik dan moralitas yang benar dan spiritualitas yang hidup. khotbah telah berubah menjadi saran-saran praktis untuk hidup diberkati secara materi. Khotbah sudah menjadi upaya motivasi umat melakukan kewajiban agama agar hidup berkelimpahan secara materi.
Jadi Yesus menghendaki gereja tetaplah menjadi rumah doa jangan menjadi rumah bisnis. (MT)
Doa bukanlah untuk membangun status agamawi melainkan membangun hubungan abadi dengan Bapa sorgawi.