Sabtu 03 Agustus 2019
BUKAN UNTUK DISOMBONGKAN
2 Samuel 24; Hosea 4:1-10; Markus 10:32-52
Ayat Mas / Renungan
2 Samuel 24:10 “Tetapi berdebar-debarlah hati Daud, setelah ia menghitung rakyat, lalu berkatalah Daud kepada TUHAN: “Aku telah sangat berdosa karena melakukan hal ini; maka sekarang, TUHAN, jauhkanlah kiranya kesalahan hamba-Mu, sebab perbuatanku itu sangat bodoh.”
Menghitung jumlah atau sensus penduduk adalah sesuatu yang wajar bahkan penting dalam satu bangsa. Tetapi dalam hal Daud memerintahkan menghitung penduduk masa pemerintahannya menjadi sesuatu yang salah sehingga bangsa Israel harus menerima hukuman dari Allah. Kesalahan bukan pada penghitungan penduduk tetapi sikap hati yang melatarbelakangi perhitungan itu. Optimisme berlebihan sudah berhasil menggantikan iman Israel kepada Allah. Bukan hanya rajanya tetapi penduduknya pun ikut bangga terhadap kemajuan yang mereka capai. Entah darimana kebanggaan itu datang, tetapi dalam 1 Tawarikh 21:1 dikatakan bahwa iblis membujuk Daud untuk menghitung penduduk Israel. Dalam hal ini Allah memakai iblisatau mengijinkan iblis mencobai hamba-Nya. Dosa yang tersimpan dalam hati raja dan rakyat menjadi nyata saat penghitungan itu dilakukan. Akibatnya Allah murka kepada raja Daud dan rakyatnya karena penghitungan itu adalah wujud dari kesombongan atas berbagai kemajuan yang mereka capai.
Sifat dosa Daud dan rakyatnya adalah kesombongan. Kesombongan itu nyata melalui penghitungan jumlah penduduk. Raja dan rakyat menghitung berbagai kemajuan yang mereka capai. Kemudian mengukur berbagai kekuatan yang mereka miliki sebagai bangsa besar dan kuat. Raja dan rakyat bersama meninggikan dan menyombongkan diri atas prestasi dan kekuatan mereka yang besar. Prestasi dan keberhasilan telah membuat Daud bermegah oleh kemampuan manusiawi bukan lagi pada kuasa dan kebenaran Allah. Setelah menghitung rakyat berdebar-debarlah hati Daud dan segera sadar akan kesalahannya. Dalam hal ini terbukti Daud sangat peka terhadap teguran Allah. Tuhan menyadarkan tetapi sadar saja tidak cukup. Bagi Allah kesombongan adalah dosa yang membuat umat menempatkan diri sebagai musuh Allah. Harus diusir dan dibuang dari hidup umat-Nya. Daud bersama penduduk menerima hukuman langsung dari Allah, karena hukuman Allah adalah cara yang kuat mengusir kesombongan. Raja Daud sebagai raja tentu berdosa paling besar dan paling bertanggungjawab akan dosa kesombongan ini.
Salah satu kekuatan Daud adalah sifat kesediaan merendahkan hati menerima hukuman dari Allah dan menerimanya dengan rendah hati. Raja Daud semakin menyadari bila Allah menghukum selalu dengan tujuan untuk membentuk semakin baik. Dia menerima hukuman dari Allah karena sadar bahwa biarpun Allah menghukum selalu saja sebagai wujud dari kasih-Nya. (MT)
Keberhasilan bukan untuk disombongkan melainkan untuk disyukuri.