Kamis 01 Agustus 2019
MAZMUR KEMENANGNAN
2 Samuel 22; Hosea 2; Markus 9
Ayat Mas / Renungan
2 Samuel 22:21-23 “TUHAN memperlakukan aku sesuai dengan kebenaranku; Ia membalas kepadaku sesuai dengan kesucian tanganku, “sebab aku tetap mengikuti jalan TUHAN dan tidak menjauhkan diri dari Allahku sebagai orang fasik. “Sebab segala hukum-Nya kuperhatikan, dan dari ketetapan-Nya aku tidak menyimpang”
Dalam tradisi bangsa-bangsa di Kanaan orang Israel sumpah tidak boleh dilanggar. Melanggar sumpah antar bangsa berarti mendatangkan hukuman dari bangsa-bangsa lain termasuk pula hukuman dari Allah. Yosua dan Israel sudah mengikat janji di bawah sumpah dengan orang Gibeon bahwa mereka tidak akan dibunuh seperti suku-suku bangsa di Kanaan. Di belakang hari Saul melanggarnya. Pelanggaran Saul ini adalah dosa yang serius sehingga kepada anak-anaknya “melekat hutang darah” dalam arti ikut berperan membunuh orang-orang Gibeon. Ketika orang Gibeon membalaskan dendam kepada anak-anak Saul maka tidak ada yang membela. Setelah kematian tujuh orang keturunan Saul, Allah pun kembali mendengar doa orang Israel (2 Raja-raja 21:14). Kemudian dengan pertolongan Allah raja Daud bersama rakyat Israel memenangkan peperangan dengan orang Filistin.
2 Raja-raja 22 adalah merupakan nyanyian syukur Daud kepada Allah. Daud mengevaluasi perjalanannya untuk menjadi pemimpin umat yang penuh dengan pergumulan. Ada dua peperangan yang tidak dapat dihindari walaupun dia tidak mau. Dua peperangan itu adalah melawan Saul raja yang sangat dihormati dan melawan Absalom anak yang sangat dikasihi. Dalam menghadapi dua orang yang sengaja mau membunuhnya dia berusaha menghindari. Tetapi ternyata dia harus menerima kenyataan, mereka harus mati secara mengenaskan tetapi bukan oleh tangan raja Daud. Dalam mengalahkan Filistin betul-betul Daud berperan sebagai pahlawan. Tetapi hasil evaluasinya dia menemukan bukan karena kepahlawanannya, bukan pula oleh kuat dan gagahnya dia meraih kemenangnan, tetapi oleh pertolongan Allah.
Itulah sebabnya Daud menaikkan nyanyian syukur kepada Allah, ketika raja menyatakan “Tuhan memperlakukan aku sesuai kebenaranku dan kesucian tanganku”, tak bermaksud menyatakan diri sebagai orang benar dan orang suci tanpa dosa. Dia sedang mengatakan bahwa setiap peperangan terjadi dia selalu memperjuangkan kebenaran dan menjaga tangannya agar tidak membunuh raja yang dihormati dan anak yang dikasihi. Kemudian ketika dia menyatakan “Sebab aku telah mengikuti jalan Tuhan”. Dia bermaksud menyatakan kerinduannya dalam perjalanan hidup kedepan akan berjuang menyenangkan hati Tuhan dengan cara terus berjuang bersikap sesuai kehendak Tuhan. Mazmurnya ini digubah sebagai pujian atas kemenangan tetapi juga sekaligus dambaan ke depan selalu dalam tuntunan Tuhan. (MT)
Mazmur kemenangan bukanlah kemenangan mengalahkan musuh tetapi kemenangan menaklukkan diri.