Senin 22 Juli 2019
ALLAH MENGATUR
2 Samuel 9-10; Daniel 5; Markus 4:1-20
Ayat Mas / Renungan
Daniel 5:25-28 “Maka inilah tulisan yang tertulis itu: Mené, mené, tekél ufarsin. Dan inilah makna perkataan itu: Mené: masa pemerintahan tuanku dihitung oleh Allah dan telah diakhiri; Tekél: tuanku ditimbang dengan neraca dan didapati terlalu ringan; Peres: kerajaan tuanku dipecah dan diberikan kepada orang Media dan Persia.”
Sama dengan bapanya Belsyazar selalu berusaha mencari jawaban dari para dukun, tukang jampi dan peramal. Padahal pengalaman para penguasa pencari jawaban selalu memperoleh jawaban yang benar dari Allah melalui hamba-Nya, Daniel. Dalam memberi jawaban Daniel selalu mengawali bahwa bukan dirinya tetapi Allahlah yang memberi jawaban, dirinya hanya alat ditangan Allah. Daniel tidak langsung pada jawaban tetapi di dahului dengan tegoran tegas bahwa Allahlah yang bertindak mengatur hidup dan memberi kuasa kepada manusia. Dalam memberi jawaban kepada raja Belsyazar, didahului kritik tajam dan tegas atas kesombongan raja beresiko mendatangkan kesulitan dan mengakhiri kekuasaan raja Belsyazar. Daniel mengungkap fakta yang menimpa raja Nebukadnezar yang direndahkan Allah karena kesombongannya. Ternyata Belsyazar meunjukkan sikap yang lebih arogan. Dia mencemarkan benda-benda kudus yang biasa digunakan umat untuk menyembah Allah. Belsyazar dengan pongahnya menggunakan memuji-memuji para dewa atau berhala mereka. Suatu tindakan sengaja menentang Allah.
Sama seperti Belsyazar bahwa banyak orang yang gagal menarik pelajaran dari peristiwa bersejarah. Tanpa ragu Daniel membaca tulisan di dinding yang sengaja menegor dan menjatuhkan hukum berat kepada raja Belsyazar. Daniel tidak hanya memberi terjemahan tetapi juga memberi arti tegas yang langsung ditujukan kepada raja. Masa pemerintahan raja telah dihitung dan diakhiri oleh Allah. Pemerintahan raja Belsyazar telah rusak dan mutunya terlalu rendah. Karena Allah mengatur kekuasaan telah memberi pemerintahan Babel kepada dua pemerintah yaitu Media dan Persia. Ternyata raja Belsyazar bukan murka kepada Daniel, melainkan menepati janjinya mengenakan kain ungu dan kalung emas dan mengaruniakan kedudukan sebagai orang ketiga. Dalam hal ini Daniel tidak bertujuan untuk memperoleh hadiah. Daniel hanya tetap pada pendirian dan keyakinannya untuk memperkatakan kebenaran yang dipesankan Allah kepadanya. Biasanya dalam penyerahan hadiah dan penganugerahan kuasa adalah suatu upacara kenegaraan yang besar. Belsyazar tidak mau lagi melanjutkan arogansinya, tetapi dia memilih untuk menerima hukuman, karena malam itu juga Belsyazar terbunuh. Daniel adalah tokoh panutan bagi umat Allah dalam membangun relasi yang baik dengan penguasa. (MT)
Penguasa dunia banyak tetapi pengatur kuasa hanyalah Allah.