Selasa 16 Juli 2019
TETAP MENGHORMATI
2 Samuel 1; Mazmur 72; Roma 16
Ayat Mas / Renungan
2 Samuel 1:17-19 “Daud menyanyikan nyanyian ratapan ini karena Saul dan Yonatan, anaknya, “dan ia memberi perintah untuk mengajarkan nyanyian ini kepada bani Yehuda; itu ada tertulis dalam Kitab Orang Jujur. “Kepermaianmu, hai Israel, mati terbunuh di bukit-bukitmu! Betapa gugur para pahlawan!”
Tidak sedikit orang yang kecewa dan berhenti menghormati pemimpinnya karena pemimpinnya ketahuan belangnya. Saya mengenal seorang yang sangat mengidolakan seorang pendeta. Dia mempunyai jadwal pelayanan pengkhotbah tersebut, karena pendeta idolanya adalah pengkhotbah ternama dan mempunyai jadwal khotbah di berbagai gereja lokal. Karena sangat mengidolakan dia pun akan selalu punya cerita yang sangat indah mengenai hidup pendetanya. Bila disimak hampir dapat disimpulkan bahwa dia bukan hanya mengidolakan tetapi sudah pada tingkat mendewakan. Paling minimal di matanya bahwa pendeta idolanya itu adalah manusia setengah dewa. Bila ada orang yang mengkritik idolanya dia akan menjadi tameng untuk melindungi. Bertahun-tahun dia terus menjadi pendengar setia pendeta tersebut.
Setelah belasan tahun ternyata pak pendeta tak mampu lagi menutup muka dengan topeng kekudusannya. Pak pendeta manusia setengah dewa yang cukup lama menjadi pujaan banyak anak Tuhan itu ternyata sudah cukup lama melakukan pelanggaran moral. Ketika pelanggaran moral terungkap orang yang sudah lama memujanya secara drastis berubah menjadi penghujat. Lebih menyedihkan lagi dia betul-betul meninggalkan imannya yang sudah cukup lama dijalani. Supaya jangan terlibat dengan keadaan menyedihkan tersebut, Alkitab sudah panjang lebar mengkisahkan Daud yang tetap menghormati dan mengasihi Saul sang pemimpin yang tentu saja cukup diidolakanya. Ketika pemimpin yang nyaris saja membunuhnya meninggal, dia sangat sedih dan meratap dengan hati yang tulus.
Orang Amalek yang membunuh Saul atas permohonan Saul sendiri melaporkan kepada Daud dengan membawa barang bukti mahkota dan gelang Saul. Si orang Amalek berharap Daud akan menjadi senang dan melindunginya. Ternyata Daud marah dan menyuruh anak buahnya menghukum mati orang Amalek itu. Kemudian Daud meratapi Saul dan menyuruh lirik ratapannya diajarkan kepada orang Yehuda serta menuliskannya pada kitab orang jujur. Ternyata kejahatan pemimpinnya tidak mampu menghentikan rasa hormatnya kepada pemimpinnya itu. Ratapan Daud ini adalah bagian dari ungkapan kesedihan atas kematian pemimpinnya. Dalam hal ini Daud bukan hanya memberi keteladanan yang baik menghormati pemimpin. Untuk menghormati pemimpin harus diajarkan dan perlu juga didokumentasikan supaya “tetap menghormati pemimpin”. (MT)
Menghormati secara konsisten adalah sikap yang baik, karena menghormati bukanlah mendewakan.