Senin 15 Juli 2019
YANG TUA YANG BERMAZMUR
1 Samuel 29-31; Mazmur 71; Roma 15:14-33
Ayat Mas / Renungan
Mazmur 71:17-18 “Ya Allah, Engkau telah mengajar aku sejak kecilku, dan sampai sekarang aku memberitakan perbuatan-Mu yang ajaib; “juga sampai masa tuaku dan putih rambutku, ya Allah, janganlah meninggalkan aku, supaya aku memberitakan kuasa-Mu kepada angkatan ini, keperkasaan-Mu kepada semua orang yang akan datang.”
Mazmur 71 ini adalah doa orang yang sudah berusia lanjut. Sejak masa kecilnya dia sudah menjalani hidup terus belajar menurut firman Allah. Tentu dia mengalami banyak hal dalam perjalanan hidupnya. Dengan kekuatan penuh dia telah berhasil melewati rintangan dari yang ringan sampai yang berat. Dia tetap setia kepada Allah pada masa tua. Pada masa tuanya dia mulai merasakan penurunan dalam semua aspek kehidupannya, tenaganya berkurang, daya pikirnya menurun dan daya ingatnya pun melemah. Tetapi semangat dan keinginannya untuk melakukan banyak hal untuk kemuliaan Tuhan sepertinya justru semakin meningkat.
Sungguh perlu direnungkan dan diwujudkan pernyataan iman Rasul Paulus “Sebab itu kami tidak tawar hati tetapi meskipun manusia lahirnya kami semakin merosot namun manusia batiniah kami dibaharui dari sehari ke sehari” (2 Korintus 4:16). Lahiriah adalah istilah yang dipakai Rasul Paulus untuk tubuh jasmani yang tak terhindarkan dari kemerosotan dan menuju kepada kematian. Kematian memang tidak selalu terjadi oleh faktor usia, karena faktor usia hanyalah satu option penyebab kematian sedangkan “batiniah” adalah istilah untuk hal paling utama dari hidup manusia yaitu roh tetapi batiniah yang dimaksud Rasul Paulus adalah seseorang yang rohnya dipenuhi dan dituntun oleh hidup dan roh Kristus. Roh adalah aspek yang utama dalam hidup manusia. Bila tubuh semakin merosot dan kemudian mati maka roh akan semakin kuat karena diperbaharui dari hari ke hari. Pemazmur mengalami hal yang sama dia mengakui kondisi tubuhnya yang semakin melemah ketika dia merenungkan perjalanan hidup yang sudah dilalui dia melihat campur tangan Tuhan dalam hidupnya. Hatinya pun meluap dengan syukur kepada Allah bila seseorang melihat masa lalu tanpa melihat campur tangan Allah cenderung menyesalinya. Hasilnya masa tuanya tak mampu bermazmur kepada Allah.
Ketika pemazmur menghadapi kesulitan dan memerlukan bantuan Allah karena sedang menghadapi musuh yang menyerangnya, dia menyadari betul dirinya tidak seperti dulu lagi. Hal baik yang perlu diteladani dari pemazmur adalah kesetiaannya beriman kepada Allah dia membulatkan tekadnya menjalankan sisa hidupnya tetap setia beriman kepada Allah. Melalui mazmurnya dia menyatakan kerinduan terbesarnya meninggalkan keteladanan semangat hidup dan kesetiaannya kepada generasi berikutnya. (MT)
Masa tua adalah melihat ulang campur tangan Allah pada masa lalu dan meninggalkan keteladanan pada masa depan.