Kamis 11 Juli 2019
WAKTU ALLAH
1 Samuel 23-24; Mazmur 67; Roma 12
Ayat Mas / Renungan
1 Samuel 24:7-8 “lalu berkatalah ia kepada orang-orangnya: “Dijauhkan TUHANlah kiranya dari padaku untuk melakukan hal yang demikian kepada tuanku, kepada orang yang diurapi TUHAN, yakni menjamah dia, sebab dialah orang yang diurapi TUHAN.” “(24-8) Dan Daud mencegah orang-orangnya dengan perkataan itu; ia tidak mengizinkan mereka bangkit…”
Tidak jelas alasan Saul ingin membunuh Daud. Kemungkinan alasannya adalah rasa iri hati karena imam Samuel telah mengurapi Daud menjadi raja Israel menggantikannya. Seharusnya bukanlah Daud yang harus disalahkan sebab nyatanya Daud tidak menunjukkan sikap ingin menjadi raja sedikitpun. Daud malah memposisikan diri sebagai penglima perang yang mendukung semakin kokohnya tahta Saul sebagai raja Israel yang sudah diurapi. Yonatan anak Saul justru sangat setuju bila Daud yang menggantikan ayahnya, padahal sebagai Negara yang sudah menganut pemerintahan monarki Yonatan otomatis pengganti ayahnya bila ayahnya wafat. Daud tidak terlalu merespon pengurapannya sebagai raja. Kalaupun dia betul-betul menjadi raja Israel tentu dia sabar menunggu waktu Allah, bahkan dalam hati terdalamnya mengharapkan hal itu tidak terjadi karena Daud sangat menghormati Saul sebagai raja yang diurapi Tuhan. Daud adalah orang yang paling bingung akan sikap raja yang sangat dihormatinya. Itulah sebabnya dia memilih menghindar dari usaha pembunuhan raja yang dihormatinya. Dia melarikan diri dari satu tempat ke tempat lain dengan hidup yang betul-betul terancam. Ketika ada kesempatan membalas, Daud justru menyatakan rasa hormat yang tinggi dengan berkata “dijauhkanlah daripadaku menyakiti raja yang diurapi Tuhan”. Perbuatan Saul sesungguhnya adalah pelanggaran kepada firman Tuhan dan pantas dihukum. Tetapi status yang diurapi Tuhan adalah alasan kuat untuk tidak menyakitinya. Lagipula Daud tidak memperoleh perintah dari Allah untuk mengakhiri kejahatan Saul dengan cara menyakiti apalagi membunuhnya.
Perlu diingat bahwa sikap Daud kepada Saul yang dihormati karena Saul adalah yang diurapi Tuhan tak terterapkan secara letterleks pada zaman ini. Tidak boleh dijadikan menjadi dasar membiarkan para pelayan Tuhan melakukan kejahatan. Siapapun pelaku pelanggaran moral dalam gereja Tuhan harus mendapat disiplin. Gembala jemaat tetap harus didisplin. Tak boleh didiamkan atas nama hamba Tuhan yang diurapi. Rasul Paulus mengatakan bahwa justru pemberita Firman harus lebih besar tanggung jawabnya. Berarti didisplin harus lebih berat. Malahan pemimpin rohani seperti para pendeta pelaku pelanggaran moral dan pengajar ajaran yang menyesatkan harus segera dihentikan dari tugas dan kedudukannya dalam gereja Tuhan. (MT)
Sabarlah menunggu karena waktu Allah itu jauh lebih baik dari waktu kita.