Rabu 10 Juli 2019
KEKAGUMAN KEPADA ALLAH
1 Samuel 21:22; Mazmur 66; Roma 11:25-36
Ayat Mas / Renungan
Roma 11:33-36 “O, alangkah dalamnya kekayaan, hikmat dan pengetahuan Allah! Sungguh tak terselidiki keputusan-keputusan-Nya dan sungguh tak terselami jalan-jalan-Nya!“Sebab, siapakah yang mengetahui pikiran Tuhan? Atau siapakah yang pernah menjadi penasihat-Nya? “Atau siapakah yang pernah memberikan sesuatu kepada-Nya…”
Rasul Paulus dengan tegas menyatakan bahwa dia adalah pemberita Injil yang diutus khusus untuk orang non Yahudi. Bila dipelajari dengan cermat Paulus sesungguhnya adalah Yahudi yang sangat bangga dengan agamanya. Dia adalah penganut agama Yahudi yang sangat fanatik. Kefanatikannya itulah yang menjadikannya sangat benci bila ada ajaran yang menyimpang dari ajaran agamanya. Ketika Injil diberitakan di Yerusalem mulailah banyak orang percaya. Sebagai seorang teolog Yahudi dia langsung menganggap Injil sebagai suatu ajaran baru yang menyerang ajaran agama Yahudi. Tanpa pikir panjang dia langsung menjadi marah dan berusaha menyerang danmenganiaya orang yang percaya kepada Yesus. Tetapi saat itulah dia bertemu dengan Yesus. Pertemuannya dengan Yesus mengubah hidup dan pola pikirnya mengenai kebenaran. Dan langsung dia sangat tertarik menjadi pemberita Injil kepada non Yahudi. Ternyata latar belakang keyahudiannya yang kuat itu sangat menguntungkan dalam pelayanannya sebagai pemberita Injil kepada orang- orang di luar Yahudi. Ternyata di daerah-daerah yang dikunjungi dalam pemberitaan Injil dia selalu bertemu dengan orang-orang Yahudi. Pendekatan kepada Yahudi menjadi mudah dan dari keyahudian itulah dia bertolak untuk memberitakan Injil. Dia sering membahas pemilihan Israel di masa lalu dan penolakan Israel kepada Injil menjadikan pemilihan itu sampai kepada manusia berdosa. Manusia berdosa yang percaya Yesus menjadi umat pilihan.
Dengan ringan dan detail dia menjelaskan janji-janji Allah kepada jemaat Roma ini adalah pemuktian kemahirannya dalam memahami konsep iman agama Yahudi. Dan Paulus mampu menghubungkan keyahudian dengan Injil. Bila disimpulkan justru dia ingin mengatakan bahwa Injil adalah gol atau tujuan dari konsep teologia Yahudi seperti Yesus datang bukan untuk merombak melainkan menggenapi hukum taurat. Setelah dia menguraikan janji Allah kepada Abraham dalam kaitannya dengan Injil tiba-tiba saja dia diliputi kekaguman kepada Allah dengan segala rencana-Nya. Dia pun melantunkan doksologi atau himne pendek untuk memuji dan memuliakan Allah seperti tertulis dalam Roma 11:25-36. Suatu pujian dari hati yang tulus secara spontan kepada Allah. (MT)
Ada baiknya kita berhenti sejenak tuk memandang ke atas menyatakan kekaguman atas kasih Allah.