Selasa 11 Juni 2019
KEPUTUSAN YANG SALAH
Hakim-hakim 9; Ayub 38; Kisah Para Rasul 18
Ayat Mas / Renungan
Hakim-hakim 9:15 “Jawab semak duri itu kepada pohon-pohon itu: Jika kamu sungguh-sungguh mau mengurapi aku menjadi raja atas kamu, datanglah berlindung di bawah naunganku; tetapi jika tidak, biarlah api keluar dari semak duri dan memakan habis pohon-pohon aras yang di gunung Libanon.”
Berbagai kenyataan yang sangat buruk adalah hal biasa terjadi menimpa umat Allah pada zaman hakim-hakim. Tetapi kejahatan Abimelekh anak Gideon atau jerubbaal yang membunuh 70 orang saudara adalah kekejian yang luar biasa. Gideon adalah seorang pemimpin yang berhasil memberi keamanan dan kesejahteraan selama 40 tahun kepada umat Allah. Ternyata dia gagal dalam memimpin keluarganya. Poligaminya adalah sumber kegagalannya dalam membangun rumah tangganya. Gideon mempunyai kemampuan memimpin suatu bangsa di medan peperangan tetapi bukan dalam keluarga. Padahal sudah sejak penciptaan Allah menyatakan betapa pentingnya keluarga. Allah secara langsung memerintahkan agar tidak memberi kepada seorang yang tidak bisa mengatur keluarganya menjadi pemimpin publik. Nyatanya Allah sendirilah yang mengangkat Gideon menjadi pemimpin. Hanya saja pada saat itu Gideon memang belum melakukan kesalahan dengan poligami.
Apapun alasannya berpoligami adalah suatu keputusan egoistis. Sudah dapat dipastikan bahwa orang laki-laki atau perempuan yang berpoligami adalah suatu bukti dia tidak menghargai penting dan berharga keluarga. Mungkin saja ada alasan kuat dan manusiawi, tetapi sesungguhnya semua adalah alasan yang dibuat-buat yang pasti sangat bersifat egoistis. Buat sementara bisa saja aman tetapi akibat buruknya akan datang menyusul. Gideon sudah meninggal saat anak dari gundiknya bernama Abimelek membunuh 70 orang anak-anak Gideoan entah dari berapa orang istri. Tetapi anehnya penduduk Sikhem menobatkan Abimelekh menjadi pemimpin mereka. Penobatan inilah yang diibaratkan bagaikan pohon-pohon meminta semak berduri menjadi raja atas mereka. Hal itu terjadi karena pohon zaitun, pohon ara dan pohon anggur sibuk dengan diri sendiri. Hanya tiga tahun Abimelekh memimpin Israel, kemudian rakyat memberontak. Terjadilah kehancuran kota yang mana pemimpin dan rakyat mengalami kebinasaan yang menyakitkan. Penduduk Israel di Sikhem hancur oleh kesalahan mereka sendiri. Pada waktu Gideon memimpin mereka aman karena setia kepada Allah. Sekali lagi, perlu ditegaskan betapa buruknya akibat poligami Gideon. Gideon betul tidak menyaksikan penderitaan yang bersumber dari keputusan egoistisnya berpologami pada masa suksesnya. Tetapi peristiwa ini akan menjadi pelajaran berharga bagi umat Allah sepanjang sejarah. Jangan karena keputusan egoistis yang diperbuat akan menorehkan sejarah buruk pada generasi jauh ke depan. Hanya karena ingin hidup enak sendiri. (MT)
Akibat keputusan egoistis yang salah biasanya tidak langsung terasa, tetapi pasti menanti di depan.