Senin 10 Juni 2019
MENGATAKAN KEBENARAN
Hakim-hakim 7 – 8; Ayub 37; Kisah Para Rasul 17:16-34
Ayat Mas / Renungan
Kisah Para Rasul 17:23 “Sebab ketika aku berjalan-jalan di kotamu dan melihat-lihat barang-barang pujaanmu, aku menjumpai juga sebuah mezbah dengan tulisan: Kepada Allah yang tidak dikenal. Apa yang kamu sembah tanpa mengenalnya, itulah yang kuberitakan kepada kamu.”
Sangat terlihat dengan jelas kehati-hatian rasul Paulus dalam memberitakan Injil di Athena. Betul juga pernyataannya “Sebab aku tidak berlari tanpa tujuan dan aku bukan petinju yang sembarangan saja memukul” (1 Korintus 9:26). Rasul Paulus cukup mengenal orang Athena yang sangat rasional. Untuk itulah dia memulai penginjilan dengan mengadakan observasi mengunjungi tempat-tempat pemujaan dewa-dewa penduduk kota Athena. Penduduk Athena yang sangat rasional itu tentu tidak mudah diajak untuk menyembah dan mempercayai suatu objek yang tidak kelihatan. Jadi sebelum memberitakan Injil Paulus perlu mengetahui suatu topik sebagai pembicaraan awal sebelum menceritakan tentang Allah kepada orang Athena. Ternyata Paulus menemukan sesuatu yang betul-betul dapat dijadikan menjadi topik pembicaraan awal dalam memberitakan Injil kepada orang Athena. Satu mesbah bertuliskan “Kepada Allah yang tidak dikenal”. Allah adalah objek yang dipercaya oleh orang Athena yang layak disembah. Itulah sebabnya orang Athena mempersembahkan sebuah mezbah kepada Allah yang tidak mereka kenal. Sesungguhnya menyaksikan kenyataan penduduk Athena adalah penyembahan berhala telah membuat hati Paulus sangat sedih. Karena penyembahan berhala telah menyeret penduduk kepada pencemaran moral dan kesusilaan yang sangat buruk. Paulus diliputi hati yang ingin segera memberitakan Injil kepada penduduk yang membutuhkan keselamatan. Dengan tuntunan Roh Kudus terbukalah kesempatan bagi Paulus untuk memperkenalkan Allah yang belum dikenal oleh penduduk kota Athena.
Kehati-hatian Paulus membuahkan hasil yang cukup menyenangkan. Rasul Paulus mengetahui satu kebenaran yang harus dibicarakan yaitu mengenai kebangkitan orang mati yang tentu dihubungkan dengan kebangkitan Tuhan Yesus. Kehati-hatian Paulus tidak membuatnya menutupi suatu kebenaran. Paulus tahu bila dia bicara mengenai kebangkitan orang mati maka orang Athena yang sangat rasional itu akan segera menolak. Tetapi ini adalah masalah kebenaran. Kebenaran harus dibukakan kendatipun resikonya ditolak. Sebagian besar bukan hanya menolak tetapi mengejek. Firman Tuhan ternyata tidak sia-sia diberitakan. Beberapa orang ternyata menerima Firman dan percaya kepada Yesus. Adalah Dionisius anggota majelis Areopagus dan seorang perempuan bernama Damaris yang secara tegas percaya. Penyebutan nama mereka menandakan mereka adalah orang perpengaruh. Damaris adalah seorang yang tak terpisahkan dengan kemajuan Injil pada zaman para rasul. (MT)
Kebenaran harus diperkatakan walaupun resikonya mengalami penolakan.