Jumat 07 Juni 2019
MENGHANCURKAN BERHALA
Ulangan 2 – 3; Ayub 34; Kisah Para Rasul 16:1-15
Ayat Mas / Renungan
Hakim-hakim 2:18 “Setiap kali apabila TUHAN membangkitkan seorang hakim bagi mereka, maka TUHAN menyertai hakim itu dan menyelamatkan mereka dari tangan musuh mereka selama hakim itu hidup; sebab TUHAN berbelas kasihan mendengar rintihan mereka karena orang- orang yang mendesak dan menindas mereka.”
Setelah Yosua meninggal Israel masih aman dalam pimpinan tua-tua yang masih terlatih dalam gemblengan Yosua. Mereka setia seperti Yosua setia adanya. Para tua-tua itu menuntun bangsa Israel lebih lama dari era Yosua. jadi satu generasi setelah Yosua masih tetap mereka bangsa yang setia kepada Allah. Rupanya para tua-tua Israel ini tidak seperti Yosua yang melatih dan memuridkan umat. Karena angkatan atau generasi setelah mereka betul-betul telah jatuh kepada perangkap orang-orang Kanaan yang terlibat dalam penyembahan berhala. Para tua-tua Israel gagal mempersiapkan generasi berikutnya untuk mentaati Allah. Generasi betul-betul meninggalkan Allah dan berpaling ke berhala Kanaan.
Mereka menyembah berhala baal dan Asytoret yang dipuja orang Kanaan sebagai dewa kesuburan yang menguasai hujan dan tanaman. Kompromi Israel dengan baalisme adalah dosa yang berulang-ulang dilakukan umat pada zaman hakim-hakim. Untuk itulah Allah berulang-ulang memanggil hakim-hakim Israel. Para hakim ini dipakai Allah melakukan tugas penting yaitu mempertahankan hak Allah atas umat pilihan-Nya. Allah memakai para hakim membebaskan umatnya dari penguasaan musuh-musuh yang menyengsarakan umat-Nya. Para hakim yang dipilih dan dipakai Allah secara keseluruhan mempunyai karisma kepemimpinan sehingga berhasil mencapai kemenangan oleh bantuan Allah.
Peristiwa-peristiwa yang berulang-ulang dalam kasus kemerosotan moral umat biasanya dimulai keterlibatan umat penyembah berhala orang Kanaan. Orang Kanaan bukan menjadi gembira menyambut mereka tetapi malah menjajah dan menyengsarakan mereka. Setelah umat sengsara, barulah mereka sadar dan berseru kepada Allah. Allah yang memperhatikan seruan umat-Nya kemudian membangkitkan seorang hakim untuk memimpin umat-Nya. Dalam pimpinan hakim mereka menang mengalahkan musuhnya. Dalam kepemimpinan hakim umat belajar lagi hidup mentaati Allah. Tetapi setelah hakim itu meninggal, umat terlibat lagi kepada penyembahan berhala. Bangsa pilihan Allah ini gagal belajar dari sejarah. Bila mereka belajar dari sejarah kerajaan Allah yang nyata-nyata dan jelas melalui sejarah nenek moyang mereka, tidak akan pernah mereka menderita. Belajar dari sejarah itu sangat penting. Sampai sekarang pun gereja haruslah belajar dari sejarah gereja sepanjang zaman. Hal itu penting untuk mencegah terjadinya kemerosotan moral seperti pengalaman gereja pada zaman ke kaisaran Romawi setelah konstantinus menuju kepausan. (MT)
Kekristenan selalu bergandengan dengan keberanian, keberanian untuk menyuarakan kebenaran.