Selasa 30 April 2019
SEKSUALITAS SEHAT ADALAH PEMBERIAN ALLAH
Bilangan 22:1-40; Kidung Agung 2:8 – 3:5; Matius 22:23 – 46
Ayat Mas / Renungan
Kidung Agung 3:1-2 “Di atas ranjangku pada malam hari kucari jantung hatiku. Kucari, tetapi tak kutemui dia. “Aku hendak bangun dan berkeliling di kota; di jalan-jalan dan di lapangan-lapangan kucari dia, jantung hatiku. Kucari, tetapi tak kutemui dia.”
Kitab Kidung Agung adalah gubahan raja Salomo pada masa mudanya jauh sebelum memiliki 300 orang istri dan 700 orang gundik. Bahasa-bahasa yang puitis dalam Kitab ini menunjukkan persetujuannya pada monogamy sekaligus menentang secara tegas kepada polygamy. Padahal diperkirakan pada saat menggubah kitab ini dia telah mempunyai 140 orang istri dan gundik. Semua kalimat puitis tentang kuatnya dan indahnya cinta kasih dalam pernikahan monogamy ditujukan pada istri sah pertamanya Sulam. (Kidung Agung 6:13) Tetapi haruslah diterima dengan baik bahwa Kitab ini dimasukkan menjadi bagian Alkitab sebagai firman Tuhan adalah sepenuhnya karena tuntunan Roh Kudus. Dapat digaris bawahi bila Kitab Kidung Agung dapat dijadikan menjadi pernyataan dari sukacita dan martabat kasih mesra yang indah dan manusiawi dalam pernikahan.
Melalui Kitab Kidung Agung dapat disimpulkan bahwa seksualitas dalam pernikahan sehat, bisa murni dan bisa juga sangat indah. Rupanya raja bijak, terhormat dan kaya raya ini tidak menemukan indahnya cinta dan murninya seksualitas dalam istri-istrinya selain dengan Sulam. Betul juga bahwa hubungan seks tanpa rasa bersalah hanya dengan istri dan suami sah satu-satunya. Selain itu akan selalu dihantui rasa bersalah. Itulah rupanya yang dialami raja Salomo sehingga menggubah Kidung Agung sebagai tuntunan praktis bagi umat Tuhan untuk menikmati indahnya seksualitas dalam pernikahan yang diberkati. Pernikahan yang sah satu istri untuk satu suami dan sebaliknya dan saling setia serta tak terpisahkan oleh apa pun selain kematian. Bila kita semakin menyimak dengan baik kita akan menemukan dalam Kidung Agung kasih yang unik diantara suami-istri . kitab ini juga membeberkan berbagai kiasan sensual yang sopan yang menggunakan metafora alam. Malam berganti malam rupanya raja selalu merindukan Sulam cinta sejatinya yang disebut sebagai istri masa muda atau istri pertama sah satu-satunya. Tetapi dia tidak rela dimadu dan tetap mempertahankan kasih setianya tanpa berpikir untuk menikah lagi. Salomo tetap merindukan cinta sejatinya dengan Sulam bersifat monogami. Sesungguhnya di hatinya mendamba dan terus mempertahankan bahwa tidak ada tempat untuk orang lain di hatinya selain Sulam. Hal itu membuktikan bahwa pernikahan dengan 299 orang istrinya hanyalah pernikahan politis. (MT)
Seksualitas tanpa rasa bersalah hanyalah milik suami istri yang sah dan satu-satunya dalam pernikahan saling setia.