Kamis 25 April 2019
LEBIH DARI OPTIMISME
Matius 20:1-16; Bilangan 13-14; Pengkhotbah 9:1-12
Ayat Mas / Renungan
Bilangan 14:6-7 “Tetapi Yosua bin Nun dan Kaleb bin Yefune, yang termasuk orang-orang yang telah mengintai negeri itu, mengoyakkan pakaiannya,“dan berkata kepada segenap umat Israel: “Negeri yang kami lalui untuk diintai itu adalah luar biasa baiknya. Jika TUHAN berkenan kepada kita, maka Ia akan membawa kita masuk ke negeri itu dan akan memberikannya kepada kita, suatu negeri yang berlimpah-limpah susu dan madunya.”
Musa mengutus dua belas orang pengintai ke negeri Perjanjian sebelum mereka memasukinya. Walaupun Musa sangat percaya kepada penyertaan Allah atas umat-Nya, tidak membuatnya gegabah, perlu juga kehati-hatian agar jangan sampai menderita kekalahan yang tidak perlu. Ternyata masukan dari mayoritas pengintai tidaklah menguntungkan malah cenderung merugikan. Mereka sesungguhnya tidak salah karena laporan mereka sangat jujur sesuai dengan fakta yang mereka temukan di lapangan. Menjadi salah karena mereka melupakan fakta penyertaan Allah yang sudah berulang-ulang memberi kemenangan kepada mereka. Lagipula tidak seharusnya mereka menularkan pesimisme mereka kepada rakyat. Pesimisme yang berkembang ditengah masyarakat menghasilkan kecenderungan menyalahkan pemimpin.
Itulah sebabnya oposan yang tidak bijak selalu menggunakan cara menebar pesimisme ini agar rakyat memberontak kepada pemerintah yang sedang berkuasa. Padahal penyebaran pesimisme justru lebih dibenci rakyat. Sebab orang pesimis tidak akan pernah membuat keputusan yang baik. Untungnya ada Yosua dan Kaleb yang memberi laporan yang jujur, faktual dan juga realistis. Mereka tidak perlu berbohong untuk membangkitkan rasa optimis. Mereka tahu optimis saja tidak cukup harus lebih dari sekedar optimis. Kunci utamanya adalah memotivasi umat agar tetap bersandar dan setia kepada Allah.
Yosua dan Kaleb menentang pendapat mayoritas karena yang mayoritas melupakan kesetiaan Allah dan melupakan janji dan fakta pertolongan Allah kepada mereka. Mereka berhadapan dengan mayoritas yang sudah kehilangan iman karena takut kepada orang Kanaan. Bagi Yosua dan Kaleb tidak ada yang perlu ditakuti. Orang Mesir saja yang merupakan Negara terkuat dan termodern pada zamannya tak berkutik bila sudah berhadapan dengan Allah. Yosua dan Kaleb berkomitmen semakin berpegang teguh kepada janji Allah. Mereka mengajarkan semua umat Tuhan agar terus setia berpihak pada firman Allah kendatipun kelompok mayoritas menentang dan mengancam. Tetaplah percaya kepada Allah dalam penngertian menerima semua firman-Nya dan hidup menurut jalan-Nya. Karena hanya dengan percaya kita diterima oleh Allah dan dibenarkan atau diperhitungkan benar di-hadapan-Nya. Kehilangan kepercayaan atau ketiadaan iman membuat kita hidup dalam kekalahan. (MT)
Optimis saja tidak cukup tetapi haruslah disertai dengan percaya dan taat kepada Allah.