Rabu 24 April 2019
MAKAN UNTUK HIDUP
Matius 19:16-30; Bilangan 11-12; Pengkhotbah 8
Ayat Mas / Renungan
Bilangan 11:18 “Tetapi kepada bangsa itu haruslah kaukatakan: Kuduskanlah dirimu untuk besok, maka kamu akan makan daging; sebab kamu telah menangis di hadapan TUHAN dengan berkata: Siapakah yang akan memberi kami makan daging? Begitu baik keadaan kita di Mesir, bukan? — TUHAN akan memberi kamu daging untuk dimakan.“
Allah sangat memperhatikan umat pilihan-Nya, termasuk kelangsungan hidup dan kesehatan umat-Nya selama perjalanan menuju negeri perjanjian. Allah memberi manna menjadi makanan yang turun dari langit setiap pagi. Mereka tidak perlu menyimpan untuk makanan besok. Dalam hal ini jelas bahwa Allah menghendaki umat-Nya makan makanan segar setiap hari agar tetap memenuhi syarat higienis. Allah yang Mahatahu pastilah memberi makanan yang memenuhi syarat kesehatan, padat gizi dan nutrisi lengkap. Karena sesungguhnya Allah mengehendaki umat-Nya mengerti bahwa makan adalah untuk hidup bukan hidup untuk makan. Seharusnya umat haruslah menyambut makanan pemberian Allah dengan hati yang penuh syukur.Nyatanya umat bersungut-sungut karena mereka meminta lebih. Meminta makanan yang lezat, enak dan bervariasi seperti yang mereka dapatkan di Mesir. Di Mesir rupanya mereka dimanjakan dengan makanan enak agar tetap nyaman menjadi bangsa terjajah.
Dalam Keluaran 12:38 ada beberapa orang yang bukan umat Israel ikut keluar dari Mesir. Merekalah yang disebut orang-orang bajingan yang kemasukan roh. Mereka hanya segelintir tetapi berhasil memprovokasi umat Allah. Mereka berhasil mempengaruhi umat Allah agar memberontak atas dasar kesenangan dan kenyamanan di Mesir. Umat Allah yang sudah diberikan makanan sehat di belokkan keinginannya agar menginginkan makanan enak nan lezat menggiurkan. Dari prinsip makan untuk hidup beralih ke prinsip hidup untuk makan. Mereka berkeberatan atas cara Allah memperlakukan mereka dan lebih memilih cara Firaun hanya karena makanan yang lezat. Untuk makanan mereka rela menjadi budak karena prinsip dan pendapat yang salah tantang makanan. Ternyata mereka sekarang telah menjadi budak makanan lezat. Allah menjawab doa Musa dengan mengabulkan keinginan umat-Nya. Allah mengirim burung puyuh sebulan penuh. Ternyata keinginan tak terkendali itu telah mencelakakan mereka. Makanan lezat tak terkendali telah mendatangkan tulah. Kerakusan ternyata adalah perilaku buruk yang harus dibuang dari setiap pribadi umat Tuhan.
Pengendalian selera makan yang berlebihan ternyata sangat penting. Orang rakus hidup untuk makan tanpa peduli efek samping dari makanan yang lezat dan berlebihan. Kibrat – Tawa adalah peringatan keras bagi si rakus yang lupa bersyukur kepada Allah. Manna sudah cukup sehat, bergizi dan lengkap nutrisi, syukurilah. (MT)
Makan untuk hidup bukan hidup untuk makan jadi ukuran utama makanan adalah bersih dan sehat bukan asal lezat dan enak.