Sabtu 20 April 2019
IMAN YANG SEJATI
Matius 17; Bilangan 3 – 4; Pengkhotbah 3 : 16 – 4 : 16
Ayat Mas / Renungan
Matius 17:20 “Ia berkata kepada mereka: “Karena kamu kurang percaya. Sebab Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya sekiranya kamu mempunyai iman sebesar biji sesawi saja kamu dapat berkata kepada gunung ini: Pindah dari tempat ini ke sana, — maka gunung ini akan pindah, dan takkan ada yang mustahil bagimu.”
Bila Yesus pernah kecewa salah satu penyebabnya kemungkinan besar adalah bila umat-Nya gagal melakukan perannya melawan kuasa iblis. Tetapi bukan berarti Yesus menyuruh yang gagal itu berhenti memperjuangkan perannya. Malahan Tuhan Yesus memerintahkan agar terus belajar dan berjuang meningkatkan kehidupan imannya. Itulah sebabnya tidak henti-hentinya Yesus mempercakapkan sifat-sifat dari iman yang sejati. Pada suatu saat Dia memberi penjelasan kepada murid-murid-Nya tentang iman yang sanggup memindahkan gunung. Sebenarnya bukanlah konsep mujizat luar biasa yang ingin diajarkan Yesus. Dalam hal ini Yesus meminjam istilah memindahkan gunung untuk menjelaskan pentingnya iman yang sejati. Diawali dari kegagalan murid-murid Yesus mendoakan orang yang berpenyakit ayan. Para murid bertanya penyebab kegagalan mereka kepada Yesus. Yesus menjawab bahwa penyebabnya adalah “karena kurang percaya”.
Kurang percaya dalam pengertian bahwa mereka gagal membawa orang ayan itu kepada sumber kesembuhan yaitu kepada Yesus. Karena iman yang sejati bukanlah percaya kepada kekuatan iman, bukan pula percaya kepada kuasa doa, tetapi percaya kepada Allah yang menjadi sumber kuasa yang menyembuhkan. Betul juga pengakuan orangtua yang penyakit ayan itu bahwa murid-murid Yesus tidak mampu menyembuhkan anaknya. Murid-muri juga mengaku bahwa mereka tidak dapat mengusir setan. Yesus berkata penyebabnya adalah karena murid-murid-Nya diberi kesempatan menambah dan meningkatkan imannya agar menjadi iman yang sejati. Dari dalam dirinya tentu saja murid-muris tidak mampu menyembuhkan dan tak berkuasa megusir setan. Karena iman sejati adalah karya Allah di dalam hati orang percaya. Iman sejati pula adalah meliputi kesadaran yang diberikan Allah dalam hati akan pengabulan Allah akan doa. Jadi Yesus sedang menyatakan kepada murid-murid-Nya bahwa mereka belum gagal, tetapi hanya masih harus terus menambah yang masih kurang dan melengkapi yang belum rampung. Jadi murid-murid-Nya tidak boleh behenti hanya karena gagal sekali. Karena sesungguhnya murid-murid-Nya sudah mempunyai iman. Teruslah tingkatkan, teruslah melengkapi hingga menjadi iman yang sejati. (MT)
Bukan kekuatan iman bukan pula kuasa doa, melainkan kekuatan dan kuasa Allah.