Jumat 19 April 2019
SETIAP ORANG ITU PENTING
Matius 16; Bilangan 1 – 2; Pengkhotbah 3 : 1 – 15
Ayat Mas / Renungan
Bilangan 1:51, 54 “Apabila berangkat, Kemah Suci harus dibongkar oleh orang Lewi, dan apabila berkemah, Kemah Suci harus dipasang oleh mereka; sedang orang awam yang mendekat harus dihukum mati. Maka orang Israel berbuat demikian; tepat seperti yang diperintahkan TUHAN kepada Musa, demikianlah diperbuat mereka.”
Menyanyikan lagu dengan lirik untuk memuliakan Allah sebagai pernyataan dan ungkapan iman bukanlah suatu dogma gereja atau dogma keagamaan. Namanya juga pernyataan iman berarti suatu respon spontan atas pengalaman pribadi dalam hubungan dengan Allah. Juga karena nyanyian ini adalah ungkapan iman maka sifatnya juga adalah respon spontan yang keluar dari hati yang tulus kepada Allah atas pemahaman baru dan nyata tentang campur tangan Allah dalam hidup seseorang.
Itulah yang dialami Musa dan umat Israel saat menyanyikan Mazmur saat mereka menyeberang laut Teberau. Mereka menyatakan pernyataan dan ungkapan iman. Dari lirik nyanyian mereka jelas bahwa yang mereka puji adalah Allah. Karena kemenangan yang mereka alami adalah kemenangan atas kuasa tentara Mesir dalam pimpinan Tuhan. Dari nyanyian Musa ini menjelaskan bahwa terbelahnya laut Teberau adalah fakta bukan fiksi. Peristiwa ini adalah mujizat bukan peristiwa alami. Para teolog liberal berusaha melogiskan peristiwa ini sebagai peristiwa alami. Mereka menyatakan bahwa saat orang Israel menyeberang laut Teberau, laut itu sedang surut hingga kedalamannya hanya semata kaki saja. Berusaha melogiskan malah semkain tidak logis. Bagaimana mungkin laut surut hingga kedalamannya hanya semata kaki. Ada pula yang menyatakan pada waktu itu terjadi tsunami. Pada saat Israel lewat air laut sedang tersedot lempengan yang sedang terbuka, sedangkan saat tentara Mesir lewat bumi yang terbuka, tertutup secara mendadak. Ah ada ada saja. Tidak apa-apa sih siapa saja boleh berpendapat. Namanya juga manusia yang baru melek ilmu biarkan saja. Namanya manusia yang mulai menikmati kemerdekaan berpikir, itu hak asasinya. Pada saat Musa dan Israel menyanyikan nyanyian kemenangan ini, mereka mengungkapkan pengalaman faktual mereka dalam mentaati tuntunan Allah. Tentu yang mereka miliki adalah jujurnya dan tulusnya hati menyatakan bahwa peristiwa mujizat itu adalah tindakan Allah.
Pembebasan dari Mesir adalah bentuk nubuat melalui fakta sejarah yang dapat disejajarkan kemenangan umat Allah atas iblis oleh pengorbanan Yesus di kayu salib dan kebangkitan-Nya dari kematian. Kitab Wahyu 15:3-4 mencatat bahwa umat yang menyanyikan “Nyanyian Musa”. Menyanyikan nyanyian kemenangan oleh umat Allah selalu lahir dari pengalaman memperoleh kemenangan oleh pertolongan Allah dan bersifat abadi. (MT)
Bagi Allah semua manusia penting dan berharga.