Kamis 18 April 2019
INDAHNYA KETAATAN
Matius 15 : 21 – 39; Imamat 26 – 27; Pengkhotbah 1 : 12 – 2 : 26
Ayat Mas / Renungan
Imamat 26:3-4 “Jikalau kamu hidup menurut ketetapan-Ku dan tetap berpegang pada perintah-Ku serta melakukannya,
maka Aku akan memberi kamu hujan pada masanya, sehingga tanah itu memberi hasilnya dan pohon-pohonan di ladangmu akan memberi buahnya.”
Allah memberi berbagai ketetapan-ketetapan dalam firman-Nya tentunya untuk ditaati. Allah tidak pernah bertujuan membebani umat-Nya melalui ketetapan-Nya walaupun nyatanya ketetapan-Nya itu tidak mudah ditaati. Tentu lebih mudah bagi umat-Nya menyembah berhala dalam bentuk yang kelihatan karena objeknya jelas dan nyata. Tetapi menyembah berhala yang kelihatan sama saja menempatkan diri lebih rendah dari berhala yang mati. Hasilnya jiwa menjadi kerdil dan kering.
Allah yang Mahatahu melarang penyembahan berhala bukan karena Allah merasa tersaingi. Tetapi Dia tahu terlalu berat akibat buruk dari sikap bodoh melakukan penyembahan yang menyimpang ini. Bila umat-Nya menyembah Allah yang tidak kelihatan hal itu membutuhkan iman. Iman kepada Allah itu saja sudah merupakan bagian yang memperkaya hati dan jiwa umat-Nya. Apalagi yang kita sembah itu pencipta segala seuatu, pengatur segala sesuatu termasuk umat-Nya. Dan hanya Dia sajalah yang patut dan layak kita sembah. Bila Allah sesembahan kita itu memberi firman-Nya dalam bentuk ketetapan dan peraturan yang harus kita taati, tentu bukanlah untuk membebani tetapi untuk memberkati. Allah betul-betul tidak mungkin digambarkan dalam bentuk apa pun, apalagi diukir dalam bentuk patung. Dia betul-betul tidak terbayangkan. Allah hanya dapat dipercaya disembah dan ditaati. Di situlah salah satu letak indahnya ketaatan.
Mempercayai, menyembah dan mentaati Allah selalu seiring menjadi satu kesatuan yang tidak terpisahkan. Itulah sebabnya konsep orang percaya mengenai Allah tak tergambarkan dengan patung, hanyalah melalui firman-Nya, puji Tuhan karena firman-Nya itu telah menjadi manusia agar kita lebih mudah mentaatinya. Perempuan Kanaan yang dikisahkan dalam Matius 15:21-31, sangat yakin bahwa Yesus adalah Tuhan. Sebagai perempuan Kanaan dia sudah terbiasa menyembah objek yang mati berupa patung berhala. Begitu dia mendengar berbagai perbuatan perbuatan Yesus dan langsung bertemu dengan Yesus, langsung dia mempercayai Yesus adalah Tuhan. Sikapnya sangat jelas berubah dari menyembah objek yang mati menjadi menyembah Tuhan yang hidup. Perempuan Kanaan percaya, menyembah dan mentaati Yesus. Hal yang paling indah adalah bahwa perempuan Kanaan ini langsung punya pengenalan yang baik kepada Yesus dengan pemahaman bahwa apa pun yang dari Yesus pasti baik, jadi taat saja, karena taat saja sudah pasti menjadi berkat. (MT)
Hasil utama ketaatan kepada Allah bukanlah berkat besar tetapi hati yang besar.