Rabu 17 April 2019
SATUNYA KATA DAN HATI
Matius 15 : 1 – 20; Imamat 24 – 25; Pengkhotbah 1 : 1 – 11
Ayat Mas / Renungan
Matius 15:8-9 “Bangsa ini memuliakan Aku dengan bibirnya, padahal hatinya jauh dari pada-Ku. Percuma mereka beribadah kepada-Ku, sedangkan ajaran yang mereka ajarkan ialah perintah manusia.”
Mengumandangkan pujian bagi Allah dengan kalimat-kalimat yang teratur dan indah berisi kata-kata puja-puji kepada-Nya, adalah hal yang lumrah dan biasa dilakukan umat-Nya. Tetapi perlu dipahami bila tidak disertai dengan penghayatan yang benar dan hati yang tertuju kepada Allah akan menjadi ritual agama semata saja. Terkadang memuji Tuhan bisa menjadi hiburan semata bila tidak disertai dengan penghayatan yang tulus kepada lirik nyanyian rohani yang dikumandangkan. Hal-hal seperti inilah yang menjadikan suatu yang indah menjadi kehilangan keindahannya dan hal-hal yang benar kehilangan kualitas kebenarannya. Memuliakan Allah dengan bibir tetapi hatijauh dari Allah. Itulah namanya lain dibibir dan lain dihati.
Dapat juga disamakan dengan tubuh berada di gereja tetapi hatinya ada di restoran. Sungguh menjadi kepribadian yang terpecah kalau tidak mau disebut munafik. Tentu kita tidak mau terlibat kepada kegiatan agama seperti inikan? Untuk apa hanya buang-buang waktu saja. Sikap Farisi seperti itulah yang sering ditegur oleh Yesus di hadapan murid-murid-Nya. Dalam perjalanan panjang menjalankan ritual agama orang Farisi pun menyimpang dari ketetapan Allah. Firman Allah yang benar diganti dengan adat istiadat. Prinsip kebenaran firman Allah ditukar dengan gagasan-gagasan mereka. Ketika mereka melihat murid Yesus melanggar adat istiadat, bukan firman Allah sebagai standar kebenaran. Dalam hal ini Yesus sedang mengajarkan murid-murid-Nya akan totalitas pengabdian kepada firman Allah. Perlu kehatian-hatian, jangan sampai gagasan-gagasan popular dan nilai-nilai budaya menggusur firman Allah. Jangan pula atas nama kewajiban agama firman Allah malah dilanggar. Yesus menegur orang Farisi yang melalaikan tanggungjawab merawat orangtua dengan alasan uangnya telah dipersembahkan kepada Allah.
Jelas-jelas bahwa menghormati dan memelihara orangtua pada masa tuanya adalah perintah firman Allah, tetapi atas nama kegiatan agama mereka melalaikan. Farisi sangat teliti memelihara makanan najis dan haram tetapi sembrono dalam berbicara. Yesus secara tegas menegor bukan yang kita makan yang menajiskan melainkan segala sesuatu ucapan sembrono yang keluar dari mulut. (MT)
Bila kata dan hati tak senada pertanda seseorang berkepribadian ganda.