Sabtu 13 April 2019
TERIKAT TETAPI BEBAS
Matius 13 : 1 – 23; Imamat 17 – 18; Amsal 28
Ayat Mas / Renungan
Imamat 18:4-5 “Kamu harus lakukan peraturan-Ku dan harus berpegang pada ketetapan-Ku dengan hidup menurut semuanya itu; Akulah TUHAN, Allahmu. “Sesungguhnya kamu harus berpegang pada ketetapan-Ku dan peraturan-Ku. Orang yang melakukannya, akan hidup karenanya; Akulah TUHAN.”
Bangsa di sekitar umat Allah hidup, cenderung liar karena tidak ada ketetapan dan peraturan yang mengikat. Umat Allah mudah tergoda dengan cara hidup perilaku bebas tak tekendali karena tidak ada standar moral yang jelas. Penduduk dengan pola hidup yang tidak tahu membedakan baik dan benar melakukan apa saja yang diingini. Allah mengetahui bila masyarakat hidup tanpa aturan yang mengikat maka yang terjadi adalah penderitaan karena hidup tanpa beradaban. Tujuan Allah memberi peraturan dan ketetapan untuk ditaati umat-Nya adalah agar umat-Nya hidup dengan peradaban yang baik dan benar. Walaupun peraturan itu tidak mudah untuk ditaati, tetap penting dan dibutuhkan.
Allah memberi hukum-hukumnya sebagai peraturan dan ketetapan yang mengikat agar terbebas dari berbagai kesulitan dan penderitaan. Karena ternyata kebebasan tak terkendali tanpa hukum membuat manusia terikat dan dikuasai oleh berbagai kesulitan dan penderitaan. Terbukti pula bahwa kemuliaan manusia itu menjadi jelas bila manusia itu secara cerdas mentaati sebuah peraturan baik dan membangun hidupnya. Peraturan mengenai tempat dan mempersembahkan korban untuk umat-Nya menyadarkan bahwa manusia itu betul berdosa tetapi sangat berharga. Jadi lebih baik nyawa binatang korban yang diserahkan dengan cara yang ditetapkan Allah mengganti nyawa manusia berdosa.
Prinsip korban pengganti manusia berdosa ini membantu gereja Tuhan memahami pentingnya pengorbanan Kristus, yang mencurahkan darah-Nya menggantikan nyawa orang berdosa. Hanya perlu dipahami bahwa Yesus tanpa dosa adalah korban sempurna yang memberi jaminan keselamatan sempurna bagi orang percaya. Allah memandang perkawinan itu sangat berharga sehingga dibuat aturan dan ketetapan yang mengindahkan perkawinan itu. Aturan yang sangat tegas mengenai seksualitas haruslah ditaati. Seks hanyalah untuk seorang istri dan seorang suami.
Jadi dari sejak awal Allah sudah menetapkan akan perkawinan yang benar adalah monogami. Allah tegas pula melarang perbuatan seksual sejenis dan perbuatan seksual dengan binatang karena hal itu adalah kekejian dan menjijikan (Imamat 18:22-23). Allah juga sangat menghargai kehadiran seorang anak dalam pernikahan. Jadi anak harus dibesarkan secara bertanggungjawab dan dididik takut kepada Allah. Harus menghindar sejauh mungkin dari kebiasaan bangsa-bangsa Kanaan yang mengorbankan bayi kepada dewa Molokh. Yang betul adalah mempersembahkan kepada Tuhan agar bertumbuh dalam pengenalan kepada Tuhan. (MT)
Peraturan Allah yang mengikat justru memberi kebebasan tetapi kebebasan tak terkendali adalah cara dunia untuk mengikat.