Senin 08 April 2019
TANGGUNG JAWAB ATAS JABATAN
Matius 10 : 26-42; Imamat 9 – 10; Amsal 23
Ayat Mas / Renungan
Amsal 23:19-21 ”Hai anakku, dengarkanlah, dan jadilah bijak, tujukanlah hatimu ke jalan yang benar. “Janganlah engkau ada di antara peminum anggur dan pelahap daging. “Karena si peminum dan si pelahap menjadi miskin, dan kantuk membuat orang berpakaian compang-camping.”
Allah sangat hati-hati dalam hal memberi jabatan kepada hamba-hamba-Nya. Karena bagi Allah jabatan bukanlah soal status tetapi adalah soal tanggung jawab. Tanggung jawab utama bukan pula tanggung jawab dalam melaksanakan tugas tetapi adalah tanggung jawab dalam hal menjaga hidup, menjaga moral yang menjadi syarat-syarat untuk memangku jabatan tersebut. Tentu saja hal ketaatan kepada aturan yang dibuat Allah dalam melaksanakan tugas adalah hal yang sangat penting bagi semua pemangku jabatan dalam melaksanakan tugas sesuai dengan jabatannya. Nadab dan Abihu adalah anak-anak imam Harun yang menyandang imam sebagai anugerah Allah atas mereka. Sebenarnya walaupun secara garisketurunan mereka otomatis menjadi imam, mereka juga berhak menolak jabatan tersebut. Ada banyak alasan untuk menolak jabatan tersebut. Tetapi jabatan imam pada zaman itu adalah merupakan jabatan berkelas.
Berkelas karena orang yang mengaku jabatan imam adalah mereka yang dikhususkan Allah untuk jabatan tersebut. Seharusnya Nadab dan Abihu harus terpanggil dan berjuang keras mempertahankan hidup dengan moral mulia sebagai imam. Mereka juga harus fokus mentaati firman Allah sebagai standar dalam melakukan tugas. Kesalahan memasukkan api asing ke dalam pembaraan adalah menggunakan api dari sumber yang salah. Kesalahan fatal ini sesungguhnya dimulai dari kelalaian menjaga hidup kudus sebagai imam.
Ada dua kemungkinan yang membuat mereka melakukan kesalahan. Kemungkinan pertama adalah Nadab dan Abihu secara sengaja melanggar firman Allah. Mereka ingin mencobai Allah. Kemungkinan kedua adalah bahwa mereka melakukan tugas di bawah pengaruh minuman beralkohol (ayat 9-10). Dan dua-duanya kemungkinan ini adalah kesalahan fatal. Hukumannya sangat tegas yaitu mati seketika terbakar oleh api dari Tuhan.
Allah betul-betul menjaga kekudusan-Nya, sebab itu kesalahan Nadab dan Abihu tidak boleh dibiarkan dalam upaya Allah menjaga kekudusan dan kebenaran firman-Nya. Yakobus saudara tiri Yesus menasehati agar jangan banyak umat yang berkeinginan menjadi guru (Yakobus 3:1). Guru di sini adalah para pemimpin gereja, penginjil dan pengkhotbah. Yakobus menyadari bahwa pemimpin bukan saja bertanggung jawab melakukan tugas kepemimpinannya, karena tanggung jawab utama adalah, menjaga hidupnya sebagai syarat-syarat utama menjadi seorang pemimpin. Sebagai alat dalam tangan Allah hendaklah hidup dalam kebenaran sesuai standar firman Allah. (MT)
Tidak cukup hanya tanggungjawab kepada tugas jabatan tetapi juga syarat moral pemangku jabatan.