Jumat 05 April 2019
DOSA HARUS DITANGANI
Matius 9:1 – 17; Imamat 3 – 4; Amsal 20
Ayat Mas / Renungan
Matius 9:6-7 “Tetapi supaya kamu tahu, bahwa di dunia ini Anak Manusia berkuasa mengampuni dosa” — lalu berkatalah Ia kepada orang lumpuh itu — : “Bangunlah, angkatlah tempat tidurmu dan pulanglah ke rumahmu!”“Dan orang itu pun bangun lalu pulang.”
Kitab Imamat ini mempunyai hal penting dibanding dengan kitab-kitab lain. Hal penting itu adalah memuat lebih banyak firman Tuhan langsung dari Allah dibanding kitab-kitab yang lain. Dalam Kitab Imamat tidak kurang dari 38 kali bahwa Allah berbicara langsung kepada Musa. Berdasarkan fakta bahwa Allah langsung berbicara kepada Musa untuk melakukan berbagai korban dengan segala sistem pengorbanannya sudah cukup jelas bahwa pengorbanan itu sangat penting. Bagi gereja Tuhan yang merupakan pembaca Alkitab sekarang mungkin saja berpikir bahwa ini kurang penting, karena sulit dipahami. Tetapi hal yang sulit inilah yang sudah digenapi dan ditanggung Yesus untuk umat Allah Perjanjian Baru atau gereja.
Bila kita mempelajari korban keselamatan, tentu sulit bagi kita untuk mentaatinya. Selain biaya, cara melaksanakannya juga juga cukup merepotkan. Padahal korban itu wajib dipersembahkan supaya memenuhi syarat bersekutu dengan Dia untuk mengungkapkan rasa syukur. Sekarang semuanya itu sudah tidak perlu lagi karena Yesus sudah menggenapinya dengan mengorbankan hidup-Nya untuk keselamatan kita. Semua manusia berdosa dan diantara dosa itu ada yang dikategorikan sebagai dosa tak disengaja. Bukankah manusia sudah terlahir dalam dosa? Jadi sangat potensial melakukan dosa tanpa sengaja. Dalam hukum Taurat ada aturan bila seseorang sengaja berbuat dosa dia harus dihukum mati. Berarti dalam atau di bawah taurat wajib mempersembahkan korban penghapusan dosa. Tetapi oleh pengorbanan Yesus umat Perjanjian Baru atau gereja Tuhan. Terbebas dari tuntutan taurat karena Yesus telah menggenapinya. Korban penghapus dosa melambangkan kematian Yesus untuk menanggung dosa kita. Hanya saja sangat perlu kita renungkan bahwa kematian Yesus jauh lebih sempurna daripada korban penghapus dosa Perjanjian Lama, karena menyediakan perdamaian satu kali untuk semua dosa.
Baik untuk dosa yang disengaja baik untuk dosa yang tidak disengaja. Bukan berarti pula dosa tidak berakibat buruk kepada si pendosa. Tetap saja dosa pemberontakan kepada Allah akan berakibat kelumpuhan hingga kematian rohani. Tetapi tidak perlu lagi korban untuk memulihkannya. Mengaku, mohon ampun dan bertobat sudah cukup untuk memperoleh pemulihan hubungan dengan Allah. Seruan penting yang berlaku terus adalah dosa harus ditangani karena dosa tetaplah penghalang serius kedekatan umat dengan Allah. (MT)
Dosa yang didiamkan tak pernah berhenti merusak sebab itu harus segera dibereskan.