Minggu 31 Maret 2019
MENDAMBA BIMBINGAN ALLAH
Matius 6:1-18; Keluaran 33 – 34; Amsal 15
Ayat Mas / Renungan
Keluaran 33:14-15 “Lalu Ia berfirman: “Aku sendiri hendak membimbing engkau dan memberikan ketenteraman kepadamu.” Berkatalah Musa kepada-Nya: “Jika Engkau sendiri tidak membimbing kami, janganlah suruh kami berangkat dari sini.”
Terjadinya dialog yang sangat menyenangkan antara Musa dan Allah adalah merupakan dambaan semua umat Allah. Dalam Keluaran 33:11, menjelaskan bahwa Musa bebicara dengan Allah berhadapan muka seperti seorang berbicara dengan temannya. Mungkin saja umat Israel yang menyaksikan, melihat Musa seperti bicara sendiri, karena tentu saja mereka tidak melihat Allah dengan kasat mata. Bahkan Musa sendiri tidak melihat wajah Allah dengan mata kepala sendiri secara langsung. Yang pasti Musa dan sebagian orang Israel mendengar suara Allah dengan kalimat yang jelas. Allah kembali memperbaharui janji-Nya. Allah akan menyertai dan membimbing Musa dan seluruh umat Israel melangkah terus menuju negeri perjanjian. Musa tidak pernah meragukan Allah. Tetapi Musa sangat meragukan umat Israel yang sudah diberi stigma oleh Allah sendiri sebagai bangsa yang tegar tengkuk. Itu berarti bangsa ini suka memberontak kepada Allah. Tentu saja membangkang dan melawan Musa tidak sulit bagi mereka. Itulah sebabnya Musa berkata dengan tegas kepada Allah “Jika Engkau sendiri tidak membimbing kami, janganlah suruh kami berangkat dari sini”.
Tumbuh kesadaran baru bagi Musa yaitu “Memimpin bangsa Israel bukanlah hal yang mudah”. Sangat beralasan Musa menyimpulkannya. Sebab sejak Musa melibatkan diri dengan kehidupan saudara sebangsa dan seimannya ini, dia sudah berulang kali diterpa kesulitan. Rupanya saudara sebangsa dan seiman bukanlah jaminan untuk mempunyai hubungan harmonis dan saling mendukung. Dukungan pihak lain itu penting dan kita butuhkan tetapi bagi Musa bimbingan, dukungan dan penyertaan Tuhan jauh lebih penting. Betul juga, bahwa kita tidak mungkin memaksa orang mendukung kita tetapi kita harus memaksa diri untuk memberi dukungan kepada orang lain. Musa bisa melakukan tugas pelayanannya memimpin bangsa Israel walaupun minim dukungan, atau barangkali tanpa dukungan orang lain.
Tetapi Musa betul-betul memohon belas kasihan Allah agar tetap membimbingnya. “Jangan suruh aku pergi bila kau tak membimbing”. Kira-kira seperti itulah doa Musa yang dapat dikategorikan sebagai terlalu berani dan sedikit mengancam. Betul ini suatu pernyataan iman hamba Allah yang lemah. Musa ternyata bisa lupa, bila Allah yang menyuruh Dia pasti membimbing. Taat sajalah. (MT)
Adalah suatu keputusan yang baik, tidak mau berjalan tanpa bimbingan dan penyertaan Allah.