Kamis 28 Maret 2019
UMAT YANG BERIBADAH
Matius 4; Keluaran 25 – 27; Amsal 12
Ayat Mas / Renungan
Keluaran 27:21 “Di dalam Kemah Pertemuan di depan tabir yang menutupi tabut hukum, haruslah Harun dan anak-anaknya mengaturnya dari petang sampai pagi di hadapan TUHAN. Itulah suatu ketetapan yang berlaku untuk selama-lamanya bagi orang Israel turun-temurun.”
Keluaran 25-27 adalah perintah dan petunjuk Allah untuk mendirikan kemah suci dan semua peralatannya. Kemah suci merupakan tempat kudus yang dikhususnya sebagai tempat untuk Allah bersekutu dengan umat-Nya. Allah sendiri langsung memerintahkan dan memberi pengarahan praktis dalam membangun kemah suci. Sebab itu kemah suci dibangun haruslah sesuai dengan rancangan Allah. Hal itu cukup jelas memberi arahan bahwa dalam hal membangun hubungan dengan Allah tidak boleh bertentangan dengan syarat yang ditetapkan oleh Allah. Ada kecenderungan gereja mengartirohanikan kemah suci ini. Mulai dari ukuran, peralatan dan bahan-bahan yang digunakan semua serba diartirohanikan. Padahal mengertirohanikansemuanya biasanya membuka kesempatan untuk melakukan kesalahan. Lagipula tidak ada kewajiban untuk mengartirohanikannya, artinya tidaklah harus diartirohanikan. Sebab perintah membangun kemah suci dengan seluruh persyaratannya adalah murni membangun kemah secara praktis yang ditaati umat-Nya persis seperti arahan dan rancangan Allah. Kemah suci ini betul-betul dibutuhkan umat selama pengembaraan di padang gurun sebagai tempat Allah menyatakan kemuliaan-Nya sebagai bukti kehadiran-Nya di tengah umat-Nya. Mengingat bahwa umat Allah selalu berpindah-pindah selama pengembaraan maka Allah memerintahkan mereka membangun kemah suci.
Walaupun Allah Mahahadir ternyata Allah memerintahkan umat-Nya membangun kemah suci sebagai tempat kudus yang dikhususkan sebagai tempat Allah secara khusus menyatakan kemulian-Nya. Bukan berarti kehadiran Allah untuk umat-Nya dibatasi oleh kemah. Setelah umat Israel menetap di tanah Perjanjian mereka membangun bait Allah sebagai tempat khusus bagi umat-Nya. Dan kemah suci adalah model dalam membangun Bait Allah. Ada satu pesan abadi dalam membangun kemah suci. Pesan abadi yang dimaksud adalah bahwa Allah hadir dalam hidup dan persekutuan umat-Nya. Hal itu berarti umat-Nya tetap membutuhkan suatu komunitas sebagai tempat untuk membangun hubungan dengan Allah dan sesama. Betul juga bahwa Allah tidak boleh dan memang tidak mungkin dibatasi oleh tembok gereja, tetapi umat-Nya tetap membutuhkan gedung gereja menyatakan identitas diri umat Tuhan tetapi juga membuktinyatakan Allah tetap hadir menyatakan kemuliaan-Nya melalui persekutuan umat-Nya. (MT)
Umat membutuhkan tempat khusus untuk beribadah walaupun Allah tidak dapat dibatasi oleh tempat.