Senin 25 Maret 2019
MENANGGAPI KASIH ALLAH
Matius 1; Keluaran 20 – 21; Amsal 9
Ayat Mas / Renungan
Keluaran 20:20 “Tetapi Musa berkata kepada bangsa itu: “Janganlah takut, sebab Allah telah datang dengan maksud untuk mencoba kamu dan dengan maksud supaya takut akan Dia ada padamu, agar kamu jangan berbuat dosa.”
Suatu hal yang pasti adalah kasih anugerah Allah kepada umat Israel sebagai umat pilihan-Nya adalah fakta yang nyata. Lagi pula Allah menggunakan kedaulatan-Nya tidaklah suatu peristiwa dadakan tetapi terprogram dengan apik dan prosesnya pun sangat teratur dan terjaga dengan baik. Jadi sangat beralasan bila Allah memberi perintah kepada umat-Nya untuk ditaati. Mentaati perintah Allah bagi umat-Nya jangan pernah dianggap sebagai prestasi. Karena bila umat-Nya mentaati perintah Allah adalah suatu kesempatan berharga untuk merespon kasih Allah secara benar. Mentaati perintah Allah bukan bertujuan menarik perhatian Allah tetapi yang benar adalah sebagai rasa syukur atas kasih dan kebaikan Allah.
Ketaatan kepada firman Allah adalah unsur yang sangat penting untuk mempererat hubungan umat dengan Kristus. Bukan penting bagi Allah tetapi sangat penting bagi umat-Nya.
Umat Tuhan tidak cukup hanya sebagai umat pilihan saja tetapi harus membentuk citra diri melalui ketaatannya sebagai “harta kesayangan Allah” (Ulangan 4:10). Semua bangsa harus memberi pertangungjawaban kepada Allah karena semua manusia adalah ciptaan Allah. Tetapi umat pilihan-Nya dan umat tebusan-Nya bukan saja hanya melakukan tanggung jawab tetapi juga membangun hubungan yang intim dengan Allah. Peraturan hidup sebagai sebagai standar kebenaran yang harus ditaati umat-Nya didahului dengan sepuluh perintah Allah. Cara Allah menjelaskan peraturan hidup cukup cermat dan rapi. Didahului secara global dilanjutkan denga detail dan terperinci. Dan dasar dari ketaatan kepada firman Allah adalah mengasihi. Dalam membangun hubungan dengan sesama berarti haruslah didasari oleh kasih terhadap sesama manusia. Peraturan-peraturan detail yang harus ditaati yang bersifat membangun hubungan dengan sesama, sebagian besar hanya berlaku untuk umat Israel, karena sesuai dengan tradisi pada saat itu. Tetapi prinsip-prinsip dan nilai-nilai hidup seperti komitmen terhadap keadilan dan kejujuran tetap berlaku dan bersifat abadi. Saat Allah menyatakan diri melalui manifestasi yang mengagumkan saat menyampaikan firman-Nya, Musa memohon umat jangan takut secara pengecut, tetapi menumbuhkan ketakutan yang saleh agar memperoleh ketakutan yang saleh agar memperoleh rasa hormat menolong mereka taat kepada Allah. (MT)
Takut kepada Allah bukanlah pengecut yang menjauh tetapi pemberani yang mendekat