Minggu 24 Maret 2019
PENTINGNYA PENDELEGASIAN
Ibrani 13; Keluaran 18-19; Amsal 8
Ayat Mas / Renungan
Keluaran 18:17-18 “Tetapi mertua Musa menjawabnya: “Tidak baik seperti yang kaulakukan itu. “Engkau akan menjadi sangat lelah, baik engkau baik bangsa yang beserta engkau ini; sebab pekerjaan ini terlalu berat bagimu, takkan sanggup engkau melakukannya seorang diri saja.”
Musa sudah mulai melakukan penggenerasian kepemimpinan saat dia memilih Yosua dalam melawan orang Amalek. Musa, Harun dan Hur berada di bukit berdoa kepada Allah sedangkan Yosua memimpin umat berperang melawan Amalek. Kerjasama yang baik ini membuahkan hasil, umat Israel mengalahkan Amalek. Secara perlahan tetapi pasti Musa telah mempersiapkan Yosua untuk siap memimpin umat dengan cara memberi kepercayaan kepada Yosua. Tetapi tidak cukup satu orang saja yang dapat dipercaya untuk mendampingi Musa. Yitro mertua Musa mengikuti kepemimpinan Musa atas Israel. Yitro yang bukan orang Israel mengakui kebesaran Allah yang disembah menantunya. Tetapi Yitro mengkritik konsep kepemimpinan yang dianut oleh Musa. Dia menganggap Musa seorang single fighter dalam memimpin umat Israel. Yitro memberi pendapat bahwa cara kepemimpinan Musa sangat melelahkan dirinya juga melelahkan rakyatnya. Dan tak mungkin Musa mampu menjalankan kepemimpinan itu sendirian.
Yitro menawarkan konsep pendelegasian kepada Musa dalam menjalankan roda kepemimpinannya. Yitro memang bukan umat pilihan Allah, tetapi dia sudah sangat mengakui kuasa Allah. Musa mendengar nasehat orangtua, tentu Musa tidak menerima secara membabi buta tetapi menyesuaikan dengan firman Allah. Buktinya Yitro menasehati Musa agar pendelegasian itu tidak asal didelegasikan ke orang tanpa ada syarat. Yitro mendaftarkan syarat-syarat bagi orang yang diberi mandate ambil bagian dalam kepemimpinan. Syarat-syaratnya adalah “orang yang cakap, orang yang takut akan Allah, orang yang dan terikat oleh kebenaran, orang yang jujur dan tidak korup. Nasehat yang benar dan sesuai dengan standar firman Allah itu sangat tepat sehingga Musa langsung melaksanakannya. Dan Allah setuju juga dengan tindakan Musa. Allah memakai Yitro menasehati Musa. Dalam langkah selanjutnya di padang gurun Sinai Allah menuntun umat-Nya untuk berkemah, sementara Musa naik ke gunung Sinai menghadap Allah.
Dalam hal ini fungsi pendelegasian itu langsung terasa. Musa dan Harun meninggalkan umat di perkemahan tentu tetap hidup tertib dalam kepemimpinan orang-orang yang sudah dipercayakan pada masing-masing pemimpin terpilih. Musa menjadi focus menghadap Allah dan memperoleh pesan penting dari Allah untuk disampaikan kepada umat Israel. Allah pun segera menyatakan manifestasi yang mengagumkan sebagai bukti nyata kunjungan Allah atas umat pilihan-Nya. (MT)
Pekerjaan satu dikerjakan dua orang akan lebih baik daripada pekerjaan dua dikerjakan satu orang.