Minggu 17 Maret 2019
ALLAH MELENGKAPI
Ibrani 7; Keluaran 5-6; Amsal 1
Ayat Mas / Renungan
Keluaran 4:11-12 “Tetapi TUHAN berfirman kepadanya: “Siapakah yang membuat lidah manusia, siapakah yang membuat orang bisu atau tuli, membuat orang melihat atau buta; bukankah Aku, yakni TUHAN? “Oleh sebab itu, pergilah, Aku akan menyertai lidahmu dan mengajar engkau, apa yang harus kaukatakan.”
Sejak dari awal, Allah sering menyatakan diri melalui umat-Nya dengan cara membuat mujizat. Tetapi mujizat bukanlah pertunjukan yang bertujuan untuk membuat orang yang melihat terhibur dan terkagum-kagum. Mujizat adalah cara Allah menyatakan kuasa-Nya melalui hamba-hamba-Nya sebagai tanda-tanda yang bertujuan meyakinkan orang akan keberadaannya nyata ada dan tetap berkarya. Tentu tanpa mujizat pun sesungguhnya Allah itu nyata. Dalam kasus-kasus tertentu saja Allah memakai mujizat sebagai tanda untuk meyakinkan umat-Nya. Musa sudah sangat yakin akan Allah yang disembah, tetapi saat Allah mengutusnya, Allah melengkapinya dengan tanda-tanda, agar dia semakin yakin bahwa orang yang mendengar beritanya yakin akan Allah yang mengutus Musa. Berat bagi Musa sebagai utusan Allah memimpin Israel keluar dari Mesir. Musa merasa dirinya tidak mampu memikul tanggungjawab yang dipercayakan Allah kepadanya. Padahal untuk itu Allah telah turut melatihnya selama empat puluh tahun. Selama empat puluh tahun dia melatih kesabaran menempuh hidup dalam membangun hubungan dengan Allah menjalani disiplin yang ketat di padang belantara.
Selama empat puluh tahun itu Musa terlatih menjadi penyabar, lemah lembut, penuh belas kasihan. Sifat-sifat inilah syarat penting yang membuat Allah mempercayakan Musa penugasan berharga. Tongkat gembala yang digunakan selama empat puluh tahun adalah salah satu miliknya yang dipakai Allah sebagai alat saluaran kuat kuasa Tuhan. Keterbatasan dalam komunikasi juga salah satu alasannya untuk berusaha menolak pengutusan Allah kepadanya. Tetapi Allah berjanji menolong dan memberi kuasa kepadanya. Alalh memastikan bahwa Dia menyediakan semua sarana dan kesanggupan untuk menunaikan tanggung jawab. Karena bila Allah memanggil hambanya serta mengutus dan menugaskan, Dia juga akan melengkapi dan menyertai. Kesibukan sempat menyita perhatian Musa sehingga dia lalai melaksanakan tanda perjanjian Allah dengan lupa menyunat anak-anaknya.
Dalam hal ini Allah sangat cermat. Walaupun Allah mengutus bukan berarti diam saja atas kelalaian ini. Hukuman akibat kelalaian menyadarkan Musa. Dia mohon ampun dan segera menyunat anak-anaknya. Allah membuktikan bahwa pemilihan Allah atas seseorang berlaku selama umat pilihannya itu taat. Bila lalai harus segera membayar kelalaiannya dan taat. (MT)
Bila Allah memanggil hamba-hamba-Nya, Dia juga yang melengkapi dan selalu menyertai.