Sabtu 09 Maret 2019
SEMAKIN SETIA
Lukas 24:1-12; Kejadian 43; Mazmur 34
Ayat Mas / Renungan
Mazmur 34:9, 16 “Kecaplah dan lihatlah, betapa baiknya TUHAN itu! Berbahagialah orang yang berlindung pada-Nya! Mata TUHAN tertuju kepada orang-orang benar, dan telinga-Nya kepada teriak mereka minta tolong”
Perlahan tetapi pasti Yusuf mulai melihat arti mimpinya semasih anak di tengah keluarganya. Dia tidak pernah berjuang agar mimpinya itu menjadi kenyataan. Dia hanya memperjuangkan agar selalu setia beriman kepada Allah, dan selalu menjadikan firman Allah menjadi standar moral dan perilakunya. Salah satu yang jelas adalah Yusuf tidak ada dendam atau menyimpan kebencian atas kejahatan kakak-kakaknya. Bila dia melihat kakak-kakaknya berubah sudah cukup baginya. Itulah sebabnya Yusuf menguji kakak-kakaknya dengan cara yang sangat cerdas dan bijaksana. Bila Yusuf menuruti perasaannya dia sudah memeluk kakak-kakaknya yang sangat dirindukannya. Tetapi dia menguasai perasaannya karena membutuhkan waktu untuk mengetahuiperubahan mereka. Setelah Yusuf menjadi orang penting di Mesir, dia mampu melihat campur tangan Allah melalui pengalaman pahit yang datang silih berganti menerpanya. Dia pun tidak melihat kejahatan dalam diri kakak-kakaknya, hanya saja dia ingin memastikan bahwa mereka betul-betul sudah saling mengasihi satu dengan lainnya sebagai saudara. Perlakuan istimewa kepada adik seibunya Benyamin, bertujuan ingin mengetahui apakah kakak-kakaknya masih menyimpan iri hati. Ternyata mereka sudah saling mengasihi dan tidak ada lagi iri hati. Beda lagi dengan Yakub, karena kehilangan Yusuf telah menyisakan luka yang dalam dihatinya. Dia tidak rela lagi kehilangan Benyamin saudara seibu Yusuf yang lahir pada masa tua Yakub. Tetapi keadaan kelaparan yang bisa saja mengakibatkan kematian anak-anaknya, memaksanya merelakan Benyamin di bawa ke Mezir. Satu-satunya yang dilakukan Yakub adalah mendoakan anak-anaknya. Bila dia sudah berdoa berarti telah merelakannya semua kepada kehendak Allah, dia pun harus siap menerima yang terburuk.
Menjadi umat Tuhan bukan berarti tidak akan menghadapi kesukaran hidup. Raja Daud bahkan pernah berpura-pura gila di hadapan raja Abimelek karena terancam akan dibunuh. Akhirnya dia diusir karena dianggap najis. Setelah Daud selamat dia menggubah Mazmur 34 untuk bersyukur kepada Allah atas kebaikan-Nya. Kemalangan tak terhindarkan dari kehidupan, tetapi Allah akan selalu ada untuk menolong umat-Nya. Penyerahan kepada Allah menjadi kuat bila dihadapkan kepada ujian. Jadi bila ujian datang hadapi saja bersama Yesus. (MT)
Jadikan sukses menjadi alasan kuat untuk semakin setia, jangan sampai membuatmu berubah setia.