Jumat 08 Maret 2019
RASA SYUKUR ITU INDAH
Lukas 23;26-56; Kejadian 42; Mazmur 33
Ayat Mas / Renungan
Mazmur 33:9-11 “Sebab Dia berfirman, maka semuanya jadi; Dia memberi perintah, maka semuanya ada. “TUHAN menggagalkan rencana bangsa-bangsa; Ia meniadakan rancangan suku-suku bangsa; “tetapi rencana TUHAN tetap selama-lamanya, rancangan hati-Nya turun-temurun.”
Yusuf tidak tahu bahwa kakak-kakaknya akan menyembahnya ketika dia menceritakan mimpinya tentang berkas gandum kakak-kakaknya yang datang menyembah berkas gandumnya. Dia hanyalah bermimpi dan menceritakan mimpinya dengan tulus. Belasan tahun kemudian kakak-kakaknya sujud dihadapannya barulah dia teringat akan mimpinya kurang lebih tiga puluh tahun lalu. Yusuf tidak pernah menyangka bahwa mimpinya itu akan terwujud menjadi kenyataan. Tetapi sejak kedatangan kakak-kakaknya sujud kepadanya, dia mulai menyadari bahwa mimpinya itu adalah suatu petunjuk dari Allah akan masa depannya. Beda dengan kakak-kakaknya yang iri hati karena Yakub menganakmaskan Yusuf.
Iri hati yang dibiarkan akhirnya membuahkan kebencian-kebencian yang tak segera dihentikan akhirnya mengarah kepada pembunuhan. Sebab itu jangan pernah iri hati terhadap keberuntungan orang lain. Caranya bersyukurlah atas keberhasilan dan keberuntungan orang lain. Karena rasa syukur adalah emosi yang paling sehat, sedangkan iri hati adalah emosi yang paling buruk. Karena iri hati Kain membunuh Habel dan karena iri hati pula kakak-kakak Yusuf mencelakai hingga menjual Yusuf. Kehadiran mereka mencari makanan ke Mesir menyadarkan mereka akan kesalahan memperlakukan adik mereka sangat tidak berperikemanusiaan. Mereka sangat cepat mengetahui Allah sedang menghukum mereka dengan adil atas kejahatan mereka.
Bila Allah berfirman dan berencana pastilah terjadi. Hal itulah yang diyakini Yusuf semenjak kunjungan kakak-kakaknya. Secara perlahan tetapi pasti Yusuf mengingat perjalanan hidupnya. Dia mulai melihat cara kerja Allah untuk mengangkatnya hingga sampai ke istana Mesir. Terkadang kita terlambat mengetahui cara kerja Allah, tetapi setelah kita mengetahui, pasti kekaguman kita kepada Allah akan semakin besar. Ada saatnya perlu mengevaluasi perjalanan yang sudah kita lalui, karena sering melihat karya Allah yang menuntun hidup kita justru di jalan yang sudah kita lewati.
Dengan demikian kita dapat melangkah ke depan lebih bijak. Ada satu hal yang sangat menarik yang perlu kita teladani dari Yusuf. Yusuf setia kepada Allah saat masa sulit berkepanjangan menerpanya. Dia melangkah dengan sabar dan tekun tanpa mempersalahkan orang-orang yang menzoliminya. Setelah dia menjadi orang ke dua di Mesir dia tetap setia kepada Allah yang terbukti memberi nama Ibrani kepada ke dua anaknya. (MT)
Rasa syukur adalah emosi yang paling sehat, sedangkan iri hati adalah emosi paling buruk.