Kamis 28 Februari 2019
AKTIF MEMBANGUN HUBUNGAN
Lukas 19:1-27; Kejadian 32-33; Mazmur 25
Ayat Mas / Renungan
Kejadian 32:28 “Lalu kata orang itu: “Namamu tidak akan disebutkan lagi Yakub, tetapi Israel, sebab engkau telah bergumul melawan Allah dan manusia, dan engkau menang.”
Mazmur 25:12 “Siapakah orang yang takut akan TUHAN? Kepadanya TUHAN menunjukkan jalan yang harus dipilihnya.”
Ketaatan kepada perintah Allah adalah kunci utama yang perlu dimiliki umat Tuhan dalam perjalanan hidup sebagai umat beriman. Ketaatan memang harus teruji, tetapi ketaatan selalu mendatangkan berkat yang sejati. Bukan hanya iman Abraham, Ishak dan Yakub yang teruji tetapi ketaatan mereka juga. Ketaatan tak teruji adalah ketaatan yang lemah dan sebagian hanyalah bentuk pencitraan dan kemunafikan. Yakub mentaati Allah ketika dia meninggalkan Laban mertuanya. Allah pun mengutus malaikat untuk meyakinkan Yakub akan janji Allah untuk menyertainya. Walaupun dia yakin, rasa takut berhadapan dengan Esau tetap menghantuinya. Hal itu menjelaskan bahwa Yakub menyadari bahwa sikap menipu Ishak merebut berkat kesulungan adalah kesalahan fatal. Tidak cukup Yakub meyakini janji perlindungan Allah kepada-Nya. Dia juga melanjutkan dengan doa tentu bukan membujuk Allah tetapi menempatkan diri secara benar di hadapan Allah. Karena saat menempatkan diri secara tepat di hadapan Allah melalui doa dan penyembahan adalah bagian dari ketaatan kepada Allah. Dalam kesendiriannya Yakub terlibat dalam pergumulan dengan seorang laki-laki yang kemudian menyatakan bahwa Yakub sedang bergumul dengan Allah dan manusia. Dalam pergumulan itu Yakub dinyatakan menang. Allah tidak setuju bila umat-Nya dalam membangun hubungan dengan Allah dan sesama secara pasif. Pergumulan adalah tanda suatu upaya aktif dalam membangun hubungan. Bila Yakub dinyatakan menang berarti aktifitasnya dalam membangun hubungan dengan Tuhan telah membuahkan hasil. Hasilnya adalah perubahan Yakub menjadi Israel. Dari seorang penipu menjadi pejuang. Allah mencederai pangkal paha Yakub menjelaskan bahwa Yakub tidak boleh lagi mengandalkan kekuatannya, tetapi selanjutnya dia harus selalu bersandar kepada Allah.
Dalam membangun hubungan dengan Esau kakaknya, Yakub tidak pasif. Dia melakukan upaya-upaya nyata menyatakan penyesalan dan permohonan maaf atas kesalahannya. Tetapi Allah juga telah menangani Esau. Allah telah membuat hati Esau ingin berdamai dengan adiknya Yakub. Keramahtamahan Esau adalah bentuk jawaban Allah terhadap doa Yakub. Allah telah menuntun Yakub menempuh jalan yang benar dalam membangun hubungan dengan Esau. Yakub semakin yakin bahwa hidup dan kesejahteraan serta hubungan dengan sesama sangat erat dengan ketaatan dan penyerahan kepada Allah. Tetapi bukan berarti kita pasif untuk meraihnya. (MT)
Penyertaan total kepada Allah bukanlah usaha pasif tetapi suatu sikap membangun hubungan secara aktif.