Senin 25 Februari 2019
DOSA DAN PENGAMPUNAN
Lukas 17; Kejadian 29; Mazmur 22
Ayat Mas / Renungan
Mazmur 22:24 – 25 “kamu yang takut akan TUHAN, pujilah Dia, hai segenap anak cucu Yakub, muliakanlah Dia, dan gentarlah terhadap Dia, hai segenap anak cucu Israel! Sebab Ia tidak memandang hina ataupun merasa jijik kesengsaraan orang yang tertindas, dan Ia tidak menyembunyikan wajah-Nya kepada orang itu, dan Ia mendengar ketika orang itu berteriak minta tolong kepada-Nya.“
Allah membawa Yakub kepada situasi yang tidak mengenakkan dengan cara mengijinkan Yakub ditipu Lea dan ayahnya Laban. Hal itu penting untuk mendidik Yakub agar mengerti betapa sangat menjengkelkan bila ditipu. Dengan demikian Yakub tidak lagi melakukan penipuan kepada siapapun. Dalam hal ini dapatlah kita mengetahui bahwa walaupun Allah mengampuni umat-Nya untuk dosa tertentu, tetapi resiko akibat dosanya tetap berlaku juga. Yakub berhasil menipu Ishak dan Esau, dan resikonya Yakub tertipu oleh Laban dan Lea. Ternyata prinsip kebenaran sejati itu stabil dan kuat, sama dengan firman Allah: “Jangan sesat! …apa yang ditabur orang, itu juga yang dituainya” (Galatia 6:7). Setelah Yakub menanggung resiko akibat kesalahannya, mustinya cukup sampai di situ saja kesalahannya. Tetapi dia berjuang lagi kerja keras selama tujuh tahun, untuk memperistrikan Lea. Pernikahan Yakub dengan Lea dan Rakhel sangat bertentangan dengan firman Allah. Sebab firman Allah telah membuat aturan permanen bahwa pernikahan yang benar adalah monogami, seorang isteri untuk suami dan sebaliknya. Pernikahan pertama yang menjadi model pernikahan yang benar adalah pernikahan Adam dan Hawa. Allah yang menciptakan manusia itu mengenal betul ciptaan-Nya, bahwa kebahagiaan pernikahan hanya didapatkan pernikahan saling setia antara satu suami untuk satu istri dan sebaliknya. Bila terjadi pelanggaran hal itu sesungguhnya mencederai hati nurani dan mencederai serta menodai pernikahan itu sendiri. Dan selalu berakibat buruk ke generasi berikutnya. Bila Allah seakan-akan membiarkan saja praktek poligami terjadi dalam Perjanjian Lama, bahkan dilakukan oleh tokoh-tokoh iman bukan berarti membolehkan.
Ada dua alasan yang membuat pelanggaran pernikahan sejati ini terjadi :
- Pertama, karena ketidaktahuan akan kehendak Allah mengenai pernikahan.
- Kedua, karena keinginan menyimpang dan kekerasan hati pelakunya.
Yang paling menderita dalam pernikahan Yakub adalah Lea. Lea menjadi seorang istri yang tidak dicintai. Lea ternyata menerima kenyataan ini dengan tetap takut kepada Tuhan. Lea mengungkapkan penderitaannya kepada Allah melalui doa yang sungguh-sungguh. Tentu saja Allah selalu memihak kepada orang yang diperlakukan tidak adil, karena Allah benci kepada ketidakadilan. Lea pun dikaruniai Allah anak-anak di antaranya Yehuda yang dari garis keturunannya Yesus lahir. Lea bersyukur kepada Allah atas karunia Allah yang khusus baginya. Lea boleh tidak dicintai Yakub, tetapi yang pasti dia dicintai Allah. (MT)
Pengampunan dan pemulihan yang diberikan Allah kepada si pendosa tidak menghilangkan tanggungjawab si pendosa menerima resiko akibat dosanya.