Senin 18 Februari 2019
MENGENAL ALLAH
Lukas 12:32-59; Kejadian 22; Mazmur 15
Ayat Mas / Renungan
Mazmur 1:1-2
Berbahagialah orang yang tidak berjalan menurut nasihat orang fasik, yang tidak berdiri di jalan orang berdosa, dan yang tidak duduk dalam kumpulan pencemooh, tetapi yang kesukaannya ialah taurat Tuhan, dan yang merenungkan taurat itu siang dan malam
Perlukah Allah menguji Abraham untuk mengetahui dan mengenalnya? Menurutku sangat tidak perlu karena Allah yang Mahatahu itu mengenal bahkan mengetahui masa depan Abraham dengan sempurna. Jadi bila Allah menguji Abraham bukan untuk kepentingan Allah melainkan kepentingan Abraham sendiri. Bukan supaya Allah mengenal Abraham, tetapi supaya Abraham mengenal Allah dan mengenal diri sendiri. Jadi betul juga bahwa fungsi ujian dalam hidup kita adalah agar kita semakin mengenal Allah. Karena bila kita semakin mengenal Allah kita pun mengenal diri sendiri. Bila kita mengenal Allah dan diri sendiri, kita pun tahu memposisikan diri di hadapan Allah.
Allah merindukan Abraham mengetahui dua hal melalui ujian mengorbankan anak kesayangannya Ishak.
- Abraham harus tetap lebih mengasihi Allah dari anaknya Ishak. Abraham harus tahu bahwa tumpuan harapan terealisasinya janji Allah itu bukanlah pada Ishak melainkan tetap pada Allah. Kehadiran Ishak tidak boleh mengambil alih posisi Allah dalam hati Abraham.
- Melalui ujian ini Allah mengarahkan Abraham agar tetap lebih takut kepada Allah daripada takut kehilangan Ishak.
- Bahwa Allah ingin agar Abraham menerapkan pemahaman dan pengenalannya akan Firman dan Allah yang berfirman. Abraham harus tahu sudah tentu Allah tidak menghendaki kematian Ishak. Abraham juga sudah harus tahu bahwa Allah mengutuk mempersembahkan manusia sebagai korban (Imamat 20:5). Walaupun demikian Abraham harus tahu bahwa Allah berdaulat penuh memerintahkannya melakukan apa saja. Dalam hal ini Abraham harus berpegang teguh atas komitmennya untuk mentaati Allah.
Pernyataan Abraham kepada hambanya bahwa dia akan pulang bersama Ishak menunjukkan bahwa janji Allah tergenapi melalui Ishak bukan melalui Ismael. Abraham yakin bahwa Allah serius meminta Ishak bukan berpura-pura untuk mengujinya. Tetapi juga mengetahui bahwa Allah mempunyai cara paling bijak untuk menggenapi janji-Nya.
Jadi dalam hal ini Abraham taat saja dan berserah diri secara total. Ternyata betul bahwa Allah memberi solusi terbaik agar semua rencana-Nya tergenapi tanpa Abraham melawan kehendak-Nya dan melakukan kesalahan. Lagi pula dalam hal ini Allah mulai mengungkapkan secara berlahan akan keputusan agungnya mengutus anak-Nya yang tunggal Yesus menjadi korban menebus dosa manusia. Ishak melambangkan Yesus merelakan diri dikorbankan oleh Bapa-Nya sampai mati. (MT)
Bila umat-Nya semakin mengenal Allah, umat-Nya pun semakin mengenal diri sendiri lebih baik.