Rabu 13 Februari 2019
ALLAH MAHAKUASA DAN NYATA
Lukas 10:1-20; Kejadian 17; Mazmur 10
Ayat Mas / Renungan
Kejadian 17:1 “Ketika Abram berumur 99 tahun maka Tuhan menampakkan diri kepada Abram dan berfirman kepada-Nya “Akulah Allah yang mahakuasa, hiduplah dihadapan-Ku dengan tidak bercela.”
Lukas 10:3 “Sesungguhnya Aku mengutus kamu seperti anak domba ke tengah-tengah serigala”
Tidak ada harapan bagi Abram untuk mempunyai anak pada usia sembilan puluh sembilan tahun dan Sarai dalam usia tidak mungkin lagi melahirkan. Dua puluh empat tahun sudah Abram menanti tetapi belum juga Allah menepati janji-Nya. Allah hanya memperbaharui janji-Nya untuk kesekian kalinya. Pada saat memperbaharui janji-Nya, Allah menyatakan diri sebagai El Shaddai Allah yang mahakuasa. Kuasa-Nya tidak terbatas dan tidak ada yang mustahil bagi-Nya. Tetapi Abram dan Sarai mendapat nama baru yaitu Abraham dan Sara artinya Bapa dan Ibu banyak bangsa. Saat Abram dilanda keraguan atas janji Allah, Allah malah mempertegas dan meningkatkan kuantitas dan kualitas janji-Nya. Perintah Allah agar Abraham menyunatkan semua laki-laki yang ada dalam rumahnya sempat membuat Abraham berpikir bahwa sikapnya disetujui Allah. Berarti Eliezer dan Ismael merupakan ahli warisnya yang sekaligus penyandang janji Allah. Melalui Eliezer dan Ismael janji Allah akan tergenapi, bahwa keturunannya akan sangat banyak menjadi bangsa yang besar. Karena bila Abraham menyunat mereka berarti sah mereka termeterai menjadi milik Abraham dan terhisab juga menjadi umat kepunyaan Allah. Tetapi sangat tegas Allah mengatakan bahwa Allah tetap pada janji-Nya, bahwa Sara akan melahirkan anaknya sesuai dengan janji Allah dua puluh empat tahun yang lalu. Logikanya semakin lama janji tak terealisasi semakin tertutup kesempatan untuk menerima. Nyatanya semakin lama Abraham menanti, semakin gencar Allah meningkatkan janji.
Pemazmur pernah mengalami kenyataan pahit, karena dia merasa Allah menjauh darinya (Mazmur 10:1). Tetapi bila kita baca seluruh pasal, kita segera menyadari bahwa pemazmur sedang mengungkapkan perasaannya. Imannya menyatakan Allah selalu ada dan bertindak sesuai kehendak-Nya. Allah sering menempatkan umat-Nya dalam kondisi, situasi dan lingkungan yang tidak nyaman, tetapi Dia melatih umat-Nya tetap mempunyai jiwa dan hati yang damai dan besar. Tuhan Yesus sendiri menyatakan bahwa umat-Nya terutus seperti anak domba ketengah serigala. Hal itu menjelaskan bahwa umat harus terus berjuang agar terbentuk menjadi alat dalam tangan Allah agar melaluinya kuasa Allah nyata. (MT)
Umat-Nya terutus ke tengah dunia yang penuh ketidak pastian, agar melaluinya nyata bahwa Allah itu nyata dan penuh kepastian.