Senin 04 Februari 2019
PERMULAAN YANG MENENTUKAN
Kejadian 1-2 ; Mazmur 1:1-6; Lukas 5:27-39
Ayat Mas/Renungan
Mazmur 1:1-2 “Berbahagialah orang yang tidak berjalan menurut nasihat orang fasik, yang tidak berdiri di jalan orang berdosa, dan yang tidak duduk dalam kumpulan pencemooh, tetapi yang kesukaannya ialah taurat Tuhan, dan yang merenungkan taurat itu siang dan malam”
Permulaan yang baik membuat pekerjaan lanjutan menjadi terasa mudah dan menyenangkan. Tetapi permulaan tidak dapat dilepaskan dari tujuan yanghendak dicapai dalam suatu pekerjaan atau kegiatan. Di desaku dulu para orang tua selalu memotivasi anak agar mau bersekolah dengan berkata “ke sekolah ya nak! agar kau bertumbuh menjadi anak yang pintar”. Menjadi pintar dan cerdas adalah dambaan setiap anak di desaku. Tidaklah mengherankan bila semua anak sangat antusias segera masuk sekolah. Pada hari pertama biasanya anak-anak disambut dengan ramah oleh para guru. Kemudian diajarkan nyanyian yang gembira yang bertemakan rajin belajar.
Selama seminggu penuh seluruh kegiatan sangat menyenangkan. Padahal pada usia 6 tahun sudah harus berjalan kaki kira-kira empat kilometer pulang pergi. Tidak terasa enam tahun terlalui dengan baik karena terbukti kita bertumbuh semakin pintar.
Alkitab diawali dengan sesuatu yang sangat menentukan perjalanan sejarah kehidupan manusia sepanjang zaman. “Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi” (Kejadian 1:1). Allah pencipta akan tetap menjadi pengatur dan pengendali hidup manusia. Allah menata ciptaan-Nya dengan baik menjadi tempat manusia yang diciptakan segambar dengan Allah. Di tempat atau bumi yang baik itulah Allah menempatkan dan menugaskan manusia, agar terus berkarya dan mentaati Allah. Untuk tetap mampu berkarya dan menikmati kebahagiaan sejati di bumi ini, manusia harus menyenangi dan mentaati firman Allah (Mazmur 1:1-2). Tuhan Yesus secara tegas mengawali ajaran-Nya dengan “kebahagiaan yang diperoleh para pengikut-Nya, bila hidup sesuai firman Allah” (Matius 5:1-12). Kebahagiaan yang dimaksud bukan sekedar merasa senang atau gembira. Kebahagiaan adalah sukacita kendatipun diterpa berbagai kesulitan. Karena kebahagiaan bersumber dari ketaatan akan Firman untuk hidup sesuai dengan kehendak Allah. Walaupun tidak selalu menyenangkan mulailah dan teruskanlah dengan kebahagiaan. Hanya dengan cara demikian kita dapat mencapai tujuan. (MT)
Segala sesuatu yang tidak dimulai tidak akan pernah selesai, jadi mulialah dengan hati yang gembira.