Minggu 27 Januari 2019
KESABARAN PARA PENUAI
“Lemparkanlah rotimu ke air, maka engkau akan mendapatnya kembali lama setelah itu” (Pengkhotbah 11:1).
Roti yang dilemparkan ke air adalah kalimat kiasan yang menjelaskan kebiasaan di Mesir yang melemparkan butir-butir gandum pada genangan air di sekitar pinggir sungai Nil saat banjir. Kelihatannya butir-butir gandum itu hilang di telan lumpur peninggalan banjir. Tetapi pada saatnya tumbuh dan pada waktunya akan dipanen. Hal ini mengajarkan jangan jemu-jemu menabur kebaikan.
Seorang anggota gereja yang dilayani oleh DR. William Speer bernama Luke Shat meninggal pada usia 116 tahun. Pada usia 100 tahun Luke Shat baru bertobat dan percaya pada Tuhan Yesus. Pertobatannya terjadi setelah dia pindah ke Amerika saat mendengar Firman Tuhan yang berbunyi “siapa yang tidak mengasihi Tuhan, terkutuklah ia (1 Korintus 16:22). Ayat Firman Tuhan ini sudah pernah dia dengarkan puluhan tahun sebelumnya saat dia masih tinggal di Inggris. Tetapi saat di Inggris dia mendengar Firman ini sedikit banyak telah mengusik hatinya. Artinya penyampai Firman Tuhan puluhan tahun sebelum pertobatannya tidak sia-sia, karena sudah membuka jalan untuk pertobatannya. Pada akhir kesaksiannya DR. William Speer menandaskan bahwa kita harus terus setia menabur Firman Tuhan. Kita harus terus setia dan tekun berdoa. Karena mungkin saja dalam waktu yang lama, tetapi Firman tidak akan sia-sia. (MT)