Kamis 24 Januari 2019
KEBAHAGIAAN PARA PENUAI
“Saudara-saudaraku, anggaplah sebagai suatu kebahagiaan, apabila kamu jatuh ke dalam berbagai-bagai pencobaan”(1 Korintus 2:4-5)
Penulis mengenal seorang penginjil yang sangat bersemangat mengunjungi desa terpencil di Sumatera Selatan. Beliau pun memberitakan Injil dengan berani. Pada awal beliau memberitakan Injil selalu memulai menemui orang Batak sebagai tempat beliau atau boleh disebut pos penginjilan. Beberapa desa sudah dijelajahi dan Injil yang diberitakan cukup diterima. Setelah beberapa bulan dampak kehadirannya mulai tercium oleh agama lain, beliau pun langsung menghadapi “pencobaan” seperti yang ditulis oleh Yakobus “..anggaplah sebagai suatu kebahagiaan apabila kamu jatuh ke dalam berbagai-bagai pencobaan.”
Pencobaan yang dimaksud Yakobus adalah penganiayaan dan kesulitan yang datang dari dunia dan iblis. Pada awalnya penginjil di Sumatera Selatan ini terkejut, karena merasa Tuhan tidak mencegah orang berniat jahat mengganggu pelayanannya. Dengan hati yang kecewa dia meninggalkan pelayanannya dan menuruti suara hatinya mengadu nasib ke Bengkulu, maksud hati mau bekerja. Tetapi baru sebulan bekerja, dia tidak dapat menahan diri untuk bersaksi. Kesaksiannya mendapat sambutan yang baik. Tanpa ragu dia langsung membuka gereja dengan anggota gereja belasan orang, untuk menopang pelayanannya dia tetap bekerja. Tetapi kembali dia di resolusi penduduk dan dipaksa menutup gereja.
Sekarang dia tidak kecewa lagi karena menganggap berbagai hambatan dan rintangan sebagai “kebahagiaan”. Dia menyadari pelayanan penuaian jiwa-jiwa akan selalu mendapat hambatan. (MT)