Minggu 20 Januari 2019
HANYA YESUS YANG PATUT DISEMBAH
“Yesus berkata: “Ya Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat.” Dan mereka membuang undi untuk membagi pakaian-Nya.” ( Lukas 23:34)
Keteladanan yang paling utama dari Yesus adalah respon yang tidak sedikitpun menunjukan kemarahan apalagi kebencian terhadap semua penganiaya-Nya, padahal penyaliban Yesus adalah merupakan bukti kejahatan manusia. Secara umum dapatlah dinyatakan bahwa penyaliban adalah bukti kekejaman hati manusia berdosa. Lebih memilukan lagi karena kekejaman dosa itu dilakukan atas nama agama dan keyakinan. Tuhan Yesus pun saat disalibkan adalah ulah umat beragama dan juga atas nama agama.
Tuhan Yesus mati untuk membuka mata manusia akan kekejaman dosa. Tuhan Yesus ingin menyingkapkan agar manusia melihat dampak dosa dalam kehidupan manusia. Di atas kayu salib itu Tuhan Yesus merespon kekejaman manusia berdosa tanpa sedikit pun kemarahan apalagi kebencian.
Tuhan Yesus sekaligus menjelaskan tanpa kata akan kekuatan kasih yang dibutuhkan manusia berdosa agar luput dari maut sebagai hukuman atas dosa. Ternyata bukanlah agama sebagai solusi atas kekejaman dosa melainkan kasih Kristus. Saat kekejaman manusia dibawah kuasa dosa memuncak saat itulah justru kasih menemukan tempatnya untuk berpijak. Dengan meneladani Tuhan Yesus dalam menyongsong masa penuaian berarti gereja masa kini harus mulai fokus untuk mempraktekan nilai kasih. (MT)