Minggu 13 Januari 2019
HANYA YESUS YANG PATUT DISEMBAH
“Mendengar itu Barnabas dan Paulus mengoyakkan pakaian mereka, lalu terjun ke tengah-tengah orang banyak itu sambil berseru:“”Hai kamu sekalian, mengapa kamu berbuat demikian? Kami ini adalah manusia biasa sama seperti kamu” (Kisah Para Rasul 14:14-15a).
Pada awal penulis mengikuti pendidikan Guru Agama Kristen di Seminari Bethel Petamburan, DKI Jakarta, betul-betul sangat lugu dan sungguh mengagumi para pendeta yang sekaligus juga yang menjadi guru di seminari Bethel. Pada saat itu penulis sangat menghormati para beliau-beliau tersebut. Ada beberapa alasan penulis mengagumi mereka. Pertama, menurut penulis mereka sangat cerdas dan sangat mengabdi dalam pelayanan. Kemdian mereka menyatakan kasihnya kepada kami yang datang dari daerah tanpa melihat latar belakang kami yang pada saat itu kami memang tergolong sangat ketinggalan dalam berbagai hal. Apalagi saat masa pekan orientasi sang ketua Sinode Dr. H.L. Senduk menjadi pembicara memberi siraman rohani, memotivasi kami untuk berpegang teguh pada panggilan sebagai hamba Tuhan. Pada saat itu bagi penulis yang sangat termotivasi melihat Om Ho bukan lagi sebagai manusia biasa, kadang-kadang sangat sulit bagi penulis membedakan Om Ho dangan Tuhan. Sekiranya pada waktu itu Om Ho meminta penulis menyembahnya mungkin saja penulis akan menuruti, mengingat betapa lugunya diriku pada waktu itu. Untungnya Om Ho dan para dosen waktu itu tahu menempatkan diri sebagai hamba Tuhan. Mereka justru mengarahkan kami untuk sujud menyembah Tuhan. Hal ini ternyata berulang-ulang terjadi dalam kisah nyata tertulis dalam Alkitab.
Tidak ada seorangpun manusia yang memenuhi syarat untuk disembah. Sebab betapa pun hebatnya manusia harus tetap menjadi penyembah. (MT)