Minggu 06 Januari 2019
BAPA NAMA YANG AKRAB BAGI ALLAH
“Karena itu berdoalah demikian: Bapa kami yang di sorga, Dikuduskanlah nama-Mu.”(Matius 6:9).
Allah kita adalah Elohim “Sang Pencipta’, Adonai “Tuhan Maha Kuasa”, dan Jehovah “Pribadi yang ada dengan sendirinya”. Nama-nama itu menunjukkan bahwa Allah kita adalah Allah yang Transenden atau berbeda dengan manusia. Perbedaan yang dimaksud adalah, Allah akan tetap menjadi Allah pencipta, penguasa, dan manusia akan tetap menjadi ciptaaan dengan segala kelemahannya sebagai ciptaan.
Nama-nama itu begitu agung sehingga orang-orang percaya meghadap Allah harus lebih tunduk dari orang-orang yang menghadap raja yang sedang duduk di singggasananya. Dan dalam menghadap Allah pun tidak boleh setiap waktu, hanya pada waktu-waktu tertentu sesuai kehendak dan panggilan raja. Tetapi Tuhan Yesus justru mengajarkan agar kita memanggil Allah itu sebagai Bapa. Dengan memanggil Allah sebagai “Bapa” berarti hubungan kita dengan Allah adalah hubungan kasih yang nyata dan akrab. Kita bisa datang merangkak ke pangkuan Allah, Bapa kita seperti seorang anak yang datang untuk meminta perlindungan dan pertolongan. Tuhan Yesus berusaha mengakhiri kesenjangan hubungan dengan cara menciptakan suatu hubungan yang baru dengan Allah sebagai hubungan anak dengan bapanya.
Orang Kristen dilahirkan baru masuk dalam keluarga Allah memperoleh predikat baru yaitu menjadi seorang anak Allah. Juga menerima kehidupan yang baru yaitu kehidupan kekal. Kita akan hidup selama-lamanya karena mempunyai kehidupan “Bapa”. (MT)