Sabtu 05 Januari 2019
WUJUD ALLAH
“Ketika Abram berumur sembilan puluh sembilan tahun, maka TUHAN menampakkan diri kepada Abram dan berfirman kepadanya: “Akulah Allah Yang Mahakuasa, hiduplah di hadapan-Ku dengan tidak bercela.“ (Kejadian 17:1).
Jangan pernah mengijinkan masalahmu menjadi suatu krisis yang besar. Karena kalau kita hidup sebagai umat beriman kita akan segera mengetahui betapa kecilnya sesungguhnya masalah yang kita hadapi. Asalkan saja kita terbiasa melibatkan Tuhan dalam memecahkan masalah-masalah yang kita hadapi. Karena Tuhan kita adalah El Shaddai, pribadi yang sangat kuat untuk menolong dan sangat peka untuk memperdulikan kita. Pada waktu Abraham berumur 99 tahun, ia membutuhkan kepastian dari Allah setelah 24 tahun menanti janji Allah digenapi yaitu “keturunannya akan menjadi bangsa yang besar”. Tetapi sekarang Abraham setelah berusia sangat lanjut dan isterinya tidak mungkin lagi melahirkan anak, pada saat itulah Allah membuktikan kepekaan Allah terhadap kebutuhan dan suasana hati Abraham. Allahpun menyatakan diri sebagai “El Shaddai, Allah Maha Kuasa”. El Shaddai sebagai nama yang dinyatakan Allah mengandung pengertian bahwa Dia mampu melakukan segala sesuatu dan tidak ada yang mustahil bagi Dia. Sebagai El Shadai “Allah yang Maha Kuasa”, Dia mampu dan mau menggenapi janji-Nya. Perlu juga kita pahami bahwa semua umat Kristen mewarisi janji Allah yang sama melalui iman kepada Kristus. Galatia 3:15.
Dalam kitab Ayub Allah yang Maha Kuasa (El Shaddai) dipakai 31 kali, karena Ayub tidak sedikitpun meragukan Kemahakuasaan Allah saat dia dihadapkan kepada kesulitan hidup yang sangat berat. Justru saat menghadapi kesulitan hebat itulah Ayub mengenal El Shaddai, Allah Maha Kuasa, sebagai pribadi yang perkasa yang dapat menyelamatkan dan juga pribadi yang lembut yang peka untuk memperdulikan. (MT)