Jumat 04 Januari 2019
TUHAN PANJI-PANJIKU
“Lalu Musa mendirikan sebuah mezbah dan menamainya: TUHANlah panji-panjiku! Ia berkata: Tangan di atas panji-panji TUHAN! TUHAN berperang melawan Amalek turun-temurun.” (Keluaran 17:15-16)
Seorang prajurit yang terpisah dari kesatuannya dalam peperangan perlu menemukan panji-panji kesatuannya yang berkibar di atas tempat terjadinya peperangan itu sedang berlangsung. Setelah prajurit menemukan panji-panji itu, dia segera menghampiri panji-panjinya dan dia melanjutkan peperangan bersama kesatuannya dan tidak sendirian lagi. Jehovah Nissi, Tuhan adalah panji-panjiku mengandung pengertian bahwa Tuhan akan selalu menyertai umat-Nya dalam peperangan. Jehovah Nissi adalah nama Allah yang dinyatakan pada waktu orang Israel berperang melawan Amalek. Peperangan ini sangat mengejutkan orang Israel karena merupakan peperangan pertama setelah Isreal keluar dari Mesir. Peperangan ini berbeda dengan peperangan biasa. Peperangan biasa yang dimaksud adalah peperangan adu kekuatan, adu kecanggihan senjata dan adu strategi. Sedangkan peperangan yang khusus ini, justru kemenangan tidak ditentukan oleh kekuatan, senjata dan strategi perang.
Kemenangan Israel atas Amalek ditentukan kekuatan dan ketahanan Musa mengangkat tangan-Nya ke atas. Mengangkat tangan dalam hal ini dapat diartikan sebagai kuasa doa dalam peperangan. Setelah tangan Musa letih, Harun dan Hur menopang tangan Musa sehingga ia tetap dapat terus memanjatkan doa peperangan kepada Tuhan. Hasilnya Yosua sebagai pemimpin perang fisik berhasil mengalahkan orang Amalek, karena Musa,Harun dan Hur menopang melalui peperangan rohani. Musa mengetahui secara pasti bahwa mereka menang karena kuasa Tuhan, sehingga dia mendirikan mezbah dan menamainya “Jehovah Nissi”, “Tuhan adalah panji-panjiku”. (MT)