Jumat 28 Desember 2018
SEORANG PEKERJA KERAS
“Kata mereka: Bukankah Ia ini Yesus, anak Yusuf, yang ibu bapa-Nya kita kenal? Bagaimana Ia dapat berkata: Aku telah turun dari sorga” (Yohanes 6:42)
Pada awal kehadirannya sebagai tokoh yang berhubungan dengan kelahiran Yesus, Yusuf hanya diperkenalkan sebagai seorang pria yang tulus hati. Allah memakai Yusuf yang tulus hati ini sebagai seorang ayah yang mengasuh dan membesarkan Yesus. Biasanya figur seorang ayah sangat penting dalam hal mendidik dan membesarkan seorang anak. Tentu saja ketulusan hati Yesus tidak semata-mata turunan dari Yusuf mengingat Yesus adalah anak Allah yang menjadi manusia. Jadi Allah sudah sejak awal memilihkan ayah pengasuh bagi Yesus yang mempunyai ketulusan hati seperti Yesus. Jadi bukan Yesus yang seperti Yusuf tetapi Yusuflah yang seperti Yesus. Setelah Yesus dewasa dan mulai mengajar kehadirannya mengagumkan semua pendengarnya. Bukan hanya melalui himat dan karismanya tetapi juga melalui berbagai mujizat yang dilakukannya. Markus menulis komentar orang yang mengaguminya dengan mempertanyakan “Bukankah Ia ini tukang kayu anak maria…”. Tetapi Matius menulis bahwa orang banyak yang mengagumi Yesus berkata “Bukankah Ia ini anak tukang kayu…? Melalui komentar dan pertanyaan orang banyak memberi informasi bahwa Yusuf adalah seorang tukang kayu. Sebagai seorang tukang kayu maka Yusuf adalah pekerja keras. Bukan saja pekerja keras tetapi seorang yang cukup cerdas dan terampil. Karier sebagai tukang kayu pada zaman itu adalah merupakkan karier yang sangat berkelas dan tidak banyak orang yang mampu mencapainya. Lagipula tidak akan bisa dicapai seseorang yang tidak pekerja keras.
Kembali kita dicerahkan oleh Firman Tuhan yang menjelaskan bahwa Allah sangat selektif memilih orang mejadi alat untuk menjalankan rencana-Nya. Allah memilih orang yang rajin beekerja bukan pemalas. (MT)