Kamis 27 Desember 2018
TELADAN MERENDAHKAN HATI
“Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus, “yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan,“melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia.” (Filipi 2:5-7).
Biasanya ada dua hal yang membuat orang kecewa kepada hamba Tuhan yang dikagumi yaitu kalau bukan jatuh ke dalam dosa perzinahan, yang lainnya adalah menjadi sombong. Dan yang paling banyak adalah perubahan karakter menjadi sombong. Tetapi menjadi sombong kadangkala adalah merupakan penilaian keliru, tetapi yang pasti adalah pembawaan yang berubah. Menurut penulis tidak perlu kecewa oleh perubahan seseorang. Karena perubahan seorang hamba Tuhan dari rendah hati menjadi sombong adalah sangat manusiawi. Lagipula memilih untuk menjadi sombong adalah hak seseorang sedangkan memilih untuk memperjuangkan karakter rendah hati adalah kewajiban semua anak Tuhan. Jadi bila ada hamba Tuhan yang menjadi sombong, biar saja karena dia sedang menikmati haknya. Tidak perlu kecewa, karena justru kita semakin termotivasi melakukan kewajiban kita memperjuangkan karakter rendah hati. Tuhan Yesus tidak menikmati haknya dan memilih menjadi manusia. Tuhan Yesus tidak mempertahankan tahtanya di sorga dan memilih turun ke dunia adalah bukti kerendahan hati-Nya yang sempurna. Dan kerendahan hati-Nya tidak pernah berubah.
Setiap Natal tiba adalah seruan nyata bagi semua umat Kristiani untuk terus berjuang membangun karakter rendah hati. Semua peristiwa Natal membuktikan kerendahan hati Yesus. Memilih lahir di kadang domba, mewartakan kelahiran-Nya kepada para gembala menyatakan bukti nyata kerendahan hati-Nya. Tuhan Yesus memancarkan pengaruh-Nya melalui umat yang rendah hati bukan melalui kemewahan dan ketenaran. (MT)