Sabtu 15 Desember 2018
HAMBA TUHAN YANG SEJATI
“Kata Maria: Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataanmu itu, lalu malaikat itu meninggalkan dia” (Lukas 1:38).
Pada saat malikat Gabriel menjelaskan bahwa Maria perawan kudus itu mengandung, perasaannya tentu campur aduk. Ada rasa bahagia karena kedatangan malaikat membawa kabar baik adalah tanda perkenanan Allah. Malaikat yang biasanya hanyalah merupakan bayangan suci sekarang menjadi kenyataan kudus. Sebelumnya malaikat diyakini betul ada, kini dilihat dan terlihat dalam sebuah dialog yang menyenangkan dengannya. Tetapi ada rasa gelisah, karena dia dinyatakan mengandung. Betul dia mengandung dari Roh Kudus tetapi mungkinkan orang lain percaya? Bagaimana caranya dia memberi informasi langka ini kepada tunangannya Yusuf? Dalam keadaan dilematis karena perasaan campur aduk tak karuan Maria memberi respon yang sangat indah dan berkata “Sesungguhnya aku inilah hamba Tuhan, jadilah kepadaku menurut perkataanmu itu”.
Pada saat itu menyatakan diri atau siap menjadi hamba Tuhan adalah tanda yang sangat kuat dan pasti bahwa seseorang yang menyatakan adalah betul-betul berkarakter rendah hati. Tentu sangat berbeda dengan zaman now yang sangat mudah menyatakan diri sebagai hamba Tuhan. Hamba Tuhan terkadang dikategorikan menjadi status berkelas tanpa disertai dengan karakter yang menghamba. Sebagai hamba Tuhan, Maria menyerahkan diri sepenuhnya kepada kehendak Allah. Dia siap menerima segala sesuatu, celaan juga kehormatan karena menjadi ibu Yesus. (MT)