Selasa 11 Desember 2018
SAMBUT DATANGNYA SANG RAJA
“Sebab seorang anak telah lahir untuk kita, seorang putera telah diberikan untuk kita; lambang pemerintahan ada di atas bahunya, dan namanya disebutkan orang: Penasihat Ajaib, Allah yang Perkasa, Bapa yang Kekal, Raja Damai. ” (Yesaya 9:5).
Nabi Yesaya adalah nabi yang berkata-kata. Dan sebagai nabi yang berkata-kata atau banyak bernubuat dia dapat dikategorikan sebagai seorang nabi yang pra-telling atau menubuatkan sesuatu yang belum terjadi dan pasti akan terjadi. Tentu saja menubuatkan sangat berbeda dengan meramalkan. Segala sesuatu yang dinubuatkan pasti terjadi sedangkan semua yang diramalkan belum tentu terjadi. Artinya bisa terjadi dan bisa juga tidak terjadi. Sumber nubuat adalah Allah, tetapi Allah memakai manusia untuk bernubuat. Sedangkan ramalan bersumber dari si peramal itu sendiri. Siapapun berhak meramal dan juga berhak untuk meminta diramalkan. Hanya saja haruslah berpegang kepada kenyataan bahwa yang namanya ramalan tak boleh diandalkan dan mutlak dipercaya karena lebih banyak salahnya.
Nabi adalah wakil Allah untuk menyatakan kehendak-Nya kepada umat jadi sumber nubuatnya adalah Allah. Karena sumbernya dari Allah nubuatnya pasti benar. Tetapi sejak Allah memanggil nabi-nabi-Nya ternyata nabi palsu juga bermunculan. Perkataan nabi palsu jauh lebih berbahaya dari pendapat atau ramalan para peramal. Nabi palsu banyak pada saat nabi Yesaya menubuatkan kedatangan sang Raja Damai. Biasanya perkataan para nabi palsu itu lebih menarik karena selalu menyesuaikan beritanya dengan selera para pendengar. Lagi pula lebih mudah untuk mentaati dan melakukannya. Tetapi cintailah Firman dan kebenaran dan sambutlah datangnya Sang Raja “Yesus Kristus” yang tergenapi ratusan tahun setelah nubuat nabi Yesaya. (MT)