Jumat 26 Oktober 2018
MENGERTI DAN PERCAYA
Markus 8:14-21
Terkadang mudah terjebak pada mempertentangkan antara mengerti dan percaya. Tidak sedikit yang berkesimpulan tidak perlu mengerti yang penting adalah percaya. Tetapi ada juga yang menyatakan yang utama adalah percaya. Tetapi ada juga yang menyatakan yang utama adalah mengerti kemudian baru percaya. Tidak sedikit pula yang memisahkannya. Mengerti adalah satu hal dan percaya adalah hal lain. Kalau demikian bagaimana dong jadinya? Yang manakah yang betul? Ah ada-ada saja, sepertinya kita sedang mengada-ada yang tidak ada. Lebih baik kita belajar kepada Yesus saja. Yesus ternyata menegor murid-murid-Nya yang tidak mengerti saat Yesus memperingatkan mereka dan berkata “Berjaga-jagalah dan awaslah terhadap ragi orang Farisi dan ragi Herodes” (Markus 8:15). Murid-murid langsung menghubungkan pada kelupaan mereka membawa roti. Yesus pun sangat mengkritik mereka dengan mengingatkan dua kali peristiwa Yesus menggandakan roti yang hanya beberapa saja untuk mengenyangkan ribuan orang dan masih banyak yang sisa. Dua peristiwa itu seharusnya sudah cukup membuat mereka mengerti, bahwa Yesus tidak sedang berbicara mengenai kebutuhan mereka akan roti. Ragi biasanya melambangkan pencemaran dan kejahatan. Ragi Farisi adalah sikap Farisi yang menjadikan tradisi keagamaan lebih utama dari melakukan firman Allah. Sedangkan ragi Herodes adalah menjadikan nilai sekularisme menjadi norma kebenaran bukan firman Tuhan. Menerima nilai sekularisme dan gagasan menusiawi sering justru terjerumus melawan Kristus dan firman-Nya. Sepertinya tak terjawab ya? Ya sudahlah, lebih baik kita sepakat saja bahwa mengerti dan percaya harus berjalan bergandengan tangan. (MT)