Selasa 09 Oktober 2018
BAPA KAMI YANG DI SORGA
Matius 6:7-15
Ada pendapat yang cukup sering ku dengar yaitu: “Kekristenan itu bukan agama”. Apakah betul demikian? Bukankah bila kita harus menulis identitas, mau tidak mau harus mencantumkan agama yang kita anut adalah agama Kristen? Jadi kalau kekristenan bukan agama, apa dong. Memang kalau kekristenan agama ada masalah? Tentu tidak, hanya kalau kekristenan dijadikan hanya sebagai agama saja sudah tentu mendatangkan masalah. Salah satu masalah yang ditimbulkan adalah doa yang bertele-tele. Setelah bangsa pilihan Allah dipandang sebagai agama, kehidupan doa dibangun mejadi rangkaian kata-kata. Bisa menjadi kata-kata yang indah dan panjang yang diucapkan seakan-akan menjadi mantera. Banyaknya kata-kata dan panjangnya sebuah doa dianggap sebagai syarat doanya dikabulkan. Jadi sekaranng jelaskan? Kekristenan itu adalah kehidupan. Kekristenan agama? Tentu ya tentu bukan hanya agama belaka tetapi adalah kehidupan. Itulah sebabnya doanya bukanlah rangkaian kata-kata panjang dan bertele-tele tetapi adalah hubungan.
Hubungan antara Bapa dan anak. Doa umat Kristen membangun hubungan dengan Bapa di sorga, berarti harus menjadi hubungan akrab tetapi dipanjatkan dalam hidup penyembahan. Doa umat Kristen haruslah berhubungan dengan Kerajaan Allah di bumi dan kini juga di sorga yang akan datang.
Doa umat Kristen betul berisi permohonan akan pemenuhan kebutuhan di bumi, tetapi mengedepankan terwujudnya kehendak Allah dalam hidup kita. (MT)