Sabtu 06 Oktober 2018
PUSAT DAN SUMBER KEBAIKAN
Markus 10:17-27
Pemuda kaya yang datang kepada Yesus sangat menikmati pengakuan banyak orang tentang dirinya sebagai anak muda yang baik. Tentu sangat beralasan bila orang mengakui kebaikannya. Betapa tidak! Pemuda kaya belia ini adalah pemuda taat hukum taurat. Sebagai seorang taat taurat jelas dia suka membantu orang lain. Dia pastilah suka berbagi, hanya saja dia belum mampu membagikan semua kekayaannya kepada orang miskin. Dia pun menyapa Yesus sebagai “Guru yang baik”. Tetapi Yesus mempertanyakan “Mengapa kau katakan Aku baik”. Sebenarnya Yesus tidak sedang mengkritik anak muda itu supaya jangan senang dulu bila dia dinobatkan sebagai orang baik. Dan perlu berhati-hati menyebut status baik kepada orang lain.
Yesus mengatakan tidak ada yang baik selain dari Allah. Tetapi kebaikan yang dimiliki Allah tentu melebihi kebaikan berdasarkan standar manusia. Karena Allah bukan saja baik, tetapi adalah sumber kebaikan. Jadi manusia dapat dikatakan baik hanya bila kebaikan yang dinyatakan adalah kebaikan yang bersumber dari Allah sebagai sumber kebaikan itu. “Setiap pemberian yang baik dan setiap anugerah yang sempurna, datangnya dari atas, diturunkan dari Bapa segala terang; padanya tidak ada perubahan atau bayangan karena pertukaran” (Yohanes 1:17).
Apapun bentuk kebaikan yang tidak bersumber dari Allah tidak memadai disebut baik. Sebab bila bukan datang dari sumbernya suatu saat orang yang sudah sempat dikatakan baik itu bisa berubah menjadi jahat. Tidak sedikit orang yang dulu baik sekarang tidak baik lagi karena kebaikannya dibalas dengan kejahatan. Tetapi orang baik yang kebaikannya bersumber dari Allah dia akan tetap baik walaupun susu dibalas dengan air tuba. (MT)