Selasa 02 Oktober 2018
KEBENARAN DAN KESETIAAN
1 Samuel 26:1-25
Kebenaran akan menjadi kehilangan arti bila tidak disertai dengan kesetiaan, kesetiaan akan tidak berarti bila tidak didasari oleh kebenaran. Sebab tidak sedikit umat Allah yang hidup dalam kebenaran, tetapi oleh perkembangan pemikiran dan juga oleh karena keberhasilan dia meninggalkan kebenaran. Banyak juga umat Allah setia melakukan sesuatu, tetapi oleh karena pemahaman akan kebenaran dia tahu bahwa yang selama ini dilakukan salah. Tetapi dia tetap saja melakukan atas alasan terlanjur sayang. Sungguh menjadi suatu kesetiaan tak bermakna. Jelas sekarang bahwa kebenaran dan kesetiaan akan menjadi sesuatu yang sangat kuat dan indah bila selalu berdampingan.
Raja Saul tidak menyadari akibat iri hati menjadikannya benci kepada Daud. Kebencian yang tidak terkendali ini akhirnya membuat raja Saul berencana membunuh Daud. Daud menghindarinya dengan menjauh dari raja yang sangat dikasihi dan dihormatinya. Daud memilih menjadi pelarian daripada melawan kepada raja yang dihormatinya. 2 kali dia mempunyai kesempatan untuk membalas rasa sakit hatinya, tetapi kasih dan rasa hormat jauh lebih besar dari sakit hatinya. Daud menyatakan “Tuhan akan membalas kebenaran dan kesetiaan setiap orang, sebab Tuhan menyerahkan engkau pada hari ini ke dalam tanganku, tetapi aku tidak mau menjamah orang yang diurapi Tuhan” (1 Samuel 26:23).
Dalam hal ini jelas Daud melakukan nilai kebenaran dan kesetiaan. Daud tetap setia menghormati pemimpinnya. Indah bukan? Sekiranya hamba-hamba Tuhan sekarang seperti Daud perpecahan-perpecahan gereja tidak akan terjadi. Karena pada umumnya perpecahan terjadi karena pengkhianatan kepada pemimpin. (MT)