Sabtu 22 September 2018
PENDIDIKAN PRAKTIS DARI SEORANG GURU
Lukas 5:27-32
Pendidikan bukanlah peristiwa kebetulan yang penuh makna. Karena pendidikan adalah usaha sengaja, serius dan terencana dengan tujuan jelas yang pasti mencerdaskan dan mendewasakan. Selama tiga setengah tahun Yesus mendidik murid-muridnya melalui kebersamaan setiap hari. Itulah sebabnya setiap tindakan Yesus sarat dengan nilai-nilai yang bertujuan mendidik murid-murid-Nya.
Memenuhi undangan Lewi si pemungut cukai menikmati suatu perjamuan besar bersama murid-murid-Nya adalah bagian dari pendidikan praktis yang diberikan Yesus kepada murid-murid-Nya. Diam-diam murid-murid Yesus memperhatikan semua tindakan Yesus. Mulai dari sikap awal Yesus mengajak pemungut cukai sudah membingungkan murid-murid-Nya. Hal itu membingungkan murid-murid-Nya, karena pada saat itu reputasi para pemungut cukai sangat rendah dimata umum. Mungkin bila disamakan dengan kondisi sekarang di Indonesia mereka adalah koruptor terang-terangan yang bebas melakukan aksinya karena mereka adalah kaki tangan bangsa penjajah Romawi.
Masih dalam keadaan bingung orang-orang Farisi dan ahli-ahli taurat bertanya ketus kepada murid-murid Yesus. “Mengapa kamu makan dan minum bersama-sama dengan pemungut cukai dan orang berdosa”. Murid-murid tak mampu menjawab karena mereka juga sepertinya ingin menanyakan hal yang sama kepada Yesus.
Dalam saat genting itulah Yesus berkata “Orang sakitlah yang membutuhkan dokter”. Jawaban itu sangat telak mematahkan kesombongan agamawi Yahudi. Yesus melanjutkan “Aku datang bukan untuk orang benar tetapi untuk orang berdosa”. Jawaban ini sangat memuaskan keingintahuan murid-murid mengenai tujuan utama dan tujuan mulia Yesus. Sungguh peristiwa itu merupakan pendidikan praktis seorang guru kepada murid-murid-Nya. (MT)